CERITA Kepala Lapas Narkotika Banyuasin yang Cegah Penyelundupan Narkoba Masuk Bebas ke Dalam Lapas
Kedatangan Hj L Weny Ramdiastuti, mendatangi Lapas Narkotika Klas 2B Banyuasin langsung bertemu dengan Kalapas Narkotika 2B Banyuasin Wawan Irawan
Penulis: Bayazir Al Rayhan | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Bayazir Al Rayhan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Usai tertangkapnya bandar narkoba Ateng dan Abdullah, Kepala Newsroom Sripo - Tribun Hj L Weny Ramdiastuti langsung mendatangi Lapas Narkotika Klas 2B Banyuasin.
Kedatangan Hj L Weny Ramdiastuti, mendatangi Lapas Narkotika Klas 2B Banyuasin langsung bertemu dengan Kalapas Narkotika 2B Banyuasin Wawan Irawan AMd IP SH MH.
Saat datang ke lapas tersebut, tampak lapas terlihat besar dan sangat bagus, tak tampak kesan menyeramkan seperti di mata masyarakat.
Namun Lapas Narkotika Banyuasin mengalami over kapasitas, yang mana daya tampung lapas hanya sebanyak 484 warga binaan saja. Saat ini Lapas Narkotika Klas 2B ini sudah menampung 1.031 warga binaan.
"Di Sumsel ada dua lapas kategori narkotika. Pertama Lapas Narkotika Klas 2A Muara Beliti dan Klas 2B Banyuasin. Tidak semua terpidana kasus narkotika masuk ke lapas narkotika bisa dilihat dari hukuman terpidana terlebih dahulu," kata Wawan, Kamis (29/4/2021).
Dijelaskannya, Lapas Narkotika Klas 2B Banyuasin, masuk kategori medium klas. Yang mana hanya untuk terpidana kasus narkotika dengan vonis hukuman 5 tahun ke bawah.
Namun, dikarenakan rata-rata lapas yang ada di Sumsel mengalami over load, lapas ini juga terdapat terpidana kasus narkotika yang hukumannya di atas 5 tahun.
Banyaknya warga binaan juga, terkadang tak sebanding dengan jumlah petugas lapas yang ada.
Saat ini saja, di Lapas Narkotika Klas 2B Banyuasin hanya ada 86 pegawai yang dibagi dalam tiga shif untuk mengamankan 1.031 warga binaan.
Di Lapas ini, lanjut Wawan juga melihat sisi kemanusiaan. Warga binaan yang ada di sini, juga dilakukan pemantauan dan diberikan perhatian.
Rehabilitasi narkotika, sosial hingga keagamaan juga diberikan untuk merubah para warga binaan lepas dari jeratan narkoba.
"Selain itu juga kami memberikan layanan video call dengan menyiapkan lima unit perangkat yang bisa digunakan untuk warga binaan berkomunikasi dengan keluarganya. Karena saat ini, tidak ada jam besuk.
Selain itu, kami juga ada program yang namanya Pendosa Marwa atau perawat dokter, kunjungi warga binaan. Jadi kami yang jemput bola untuk mengecek kesehatan para warga binaan," kata Wawan.
Ketika disinggung mengenai upaya penyelundupan narkotika ke dalam lapas, menurut Wawan hal itu tidak menutup kemungkinan pasti ada.