Hari Kartini 2021
Bukan Karena Kami Hendak Jadikan Wanita Jadi Saingan Pria, Surat Kartini untuk Prof Anton di Belanda
Kami memohon dengan sangat supaya di sini diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Bukanlah karena kami hen dak menjadikan anak
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
Mereka mendapat anak bukan untuk dirinya sendiri. Mereka harus mendidiknya untuk keluarga besar, keluarga raksasa yang bernama Masyarakat, karena anak itu kelak akan menjadi anggotanya!
Untuk inilah kami minta pendidikan dan pengajaran bagi gadis-gadis.
Kami yakin seyakin-yakinnya, bahwa peradaban bangsa Jawa tidak akan pesat majunya selama kaum perempuan dijauhkan dari usaha memajukan bangsa itu.
Pekerjaan memajukan peradaban itu haruslah diserahkan kepada kaum perempuan. Dengan demikian maka peradaban itu akan meluas dengan cepat dalam kalangan bangsa Jawa.
Ciptakanlah ibu-ibu yang cakap serta berpikiran maju, maka tanah Jawa pasti akan mendapat pekerja yang tangkas.
Peradaban dan kepandaiannya akan diturunkannya kepada anak-anaknya.
Anak-anak perempuannya akan menjadi ibu pula, sedangkan anak-anak yang laki-laki kelak pasti akan menjadi penjaga kepentingan bangsanya.
Aduhai, kapankah saudara-saudaraku setanah air setuju dengan Demikiran ini? Saya khawatir hal itu masih jauh, jauh sekali! Tetapi kalau idak juga dimulai, akan lebih jauh lagi.
Dan kedatangannya pun akan lebih lama lagi.
Melakukan apa saja jika itu permulaan pasti akan sulit, termasuk mereka para perintis, jalan hidupnya penuh dengan kepahitan, karena itu mudah dipahami bila orang tua lebih suka melihat anak-anaknya memilih jalan yang akan memberi jaminan hidup bahagia daripada memilih jalan yang dikatakan sulit itu.
Memiliki cita-cita tidak dimaksudkan hanya untuk memperoleh keba hagiaan pribadi, melainkan kebaikan orang lain.
Berdosakah kita jika ber usaha mewujudkannya sedangkan usaha kita itu akan meyakiti hati orang tua kita. Ataukah kita harus melepaskkan cita-cita yang kita miliki semata mata hanya untuk menyenangkan hati orang tua.
Bagaimana sepantasnya melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain? Apakah dengan melalaikan diri sendiri, ataukah dengan mewujudkan kehendak diri sendiri? Apakah harus mengundurkan diri demi dua orang yang sangat dicintai, ataukah mewujudkan kehendak diri sen diri berbakti kepada keluarga besar Masyarakat?
Kehendak, kemampuan, dan boleh mengerjakannya adalah tiga hal yang ada pada segelintir orang.
Senang sekali kami berkenalan dengan Frits Reuter. Baru itulah
bacaan yang melapangkan hati. Sehat sekali. Setelah membacanya orang menjadi segar benar.
Senang, kami senang sekali atas hadiah tuan yang bagus itu! Juga yang lain-lain di sini menikmati karya yang bagus itu.
Seperti halnya pada kami, ketika mereka sudah mulai membacanya tidak dapat mereka berhenti. Coba bayangkan, dari jam tujuh malam sampai jam tiga larut malam, terus-menerus membaca.
Itu tidak baik, tetapi dapat dimaklumi kalau orang begitu asyik membaca karangan yang bagus semacam itu. Kalau maksud tuan agar kami suka kepada penyair-penyair yang ulung itu, maka tuan boleh puas.
Frits Reuter telah merebut tempat yang tetap dalam cinta kasih dan penghormatan kami.
Kami benar-benar menikmati karya Couperus. Biasanya kami hanya suka membaca karangannya karena bahasanya yang sangat indah, pelaku pelaku dalam karangan-karangannya kami anggap terus-menerus sakit Sakitan.
Tetapi bahasa dengan isi, keduanya berbicara kepada kami.
Cerita ang bagus sekali! Orang di Belanda patut bangga pada seniman yang Hemikian.
Juga buku bacaan karangan Vosmaer yang memberi kami kenikmatan Desar.
Dengan rasa haru kami baca "Inwijding" karangannya yang bagus
Baru pertama kali ini kami berkenalan dengan pengarang Belanda ini, dan kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas perkenalan yang termasuk salah satu yang menyenangkan itu.
Selesai membaca "Inwijding" kami mendapat buku mengenai mitologi Yunani, dengan gambar-gambar tentang dewa-dewi Yunani.
Senang sekali melihat gambar-gambar itu dan membaca keterangan-keterangannya setelah membaca "Inwijding" Aduhai! Menyaksikan semua yang indah itu dengan mata kepala sendiri.
Merasakan kegembiraan jiwa, yang dialami pelaku dalam "Inwijding", Sietske dan Frank, sehingga gemetar seluruh tubuhnya memandang semuanya yang agung dan indah itu! Jangan, jangan meng inginkan sebanyak itu! Hendaknya cukuplah kita bersyukur bahwa ada orang berbakat menguasai perbendaharaan kata, sehingga ia mampu menggambarkan keindahan itu sedemikian hidup.
Dan kami mengerti bahasanya yang indah!
Sudah beberapa bulan ini seniman-seniman besar bangsa Belanda berada di pulau Jawa.
Pemain sandiwara dan deldamator Willem Royaards mengadakan perjalanan yang sungguh gemilang di seluruh negeri la mencapai hasil yang sebesar-besarnya.
Di mana-mana ia berhasil membuat rakyat menikmati karya seninya yang mengasyikkan itu.
Kami sangat ingin sekali mendengar karya itu. Seperti bulan lalu, kami sudah bersiap menikmati karya seninya, ketika pembacaan puisi yang akan dibawakannya tidak jadi.
Kami tidak beruntung menyaksikan seniman besar itu di atas panggung Tapi kegembiraan lain menggantinya.
Kami melakukan pembicaraan dengannya. Kami sama sekali tidak mengira jika dia akan datang ke mari. Sebuah perjumpaan yang tidak terduga.
Suatu kegembiraan yang tak tersangka-sangka-penawar hati bagi luka.
Kejadian yang menjedihkan, menyebabkan kami tanpa diharapkan dapat berkenalan dengan tuan Royaards.
Kami melepas teman-teman kami, keluarga Ovink. Di kapal api yang membawa kami ke kapal besar, yang akan memisahkan teman-teman kami dari kami dan membawa mereka ke negerinya sendiri, kami bertemu dengan tuan Royaards, yang juga mengantarkan keluarga Ovink.
Untuk melepaskan sahabat, bagi kami merupakan saat yang sangat berat. Dan Tuhan tahu, barangkali untuk selama-lamanya, sebab mereka tidak akan kembali lagi ke Hindia.
Tidak ada harapan bagi kami untuk
berjumpa lagi, kecuali kalau "nasib yang paling mujur dari segala nasib mujur membawa kami ke negerinya! Kami hanya berharap, waktu yang akan memberi jawaban atas semua persoalan hidup yang kami hadapi.
Suatu saat pertanyaan ini pasti akan terjawab.
Saat kedua kapal itu semakin mengecil menjauh seolah-olah ada bagian dari diri kami yang sobek dan lepas.
Ya, mereka memang seakan telah menjadi sebagian dari jiwa kami! Acapkali orang berkata Tidak dapat terjalin suatu persahabatan yang teguh, rasa simpati yang sempurna antara bangsa yang berbeda, yang lahir di bawah kolong langit yang berbeda.
Pendapat seperti itu di sini dianggap dusta belaka! Anak anak sebangsa dan setanah air tidak dapat menciptakan persahabatan yang lebih mesra dan lebih setia daripada persahabatan antara anak-anak berkulit putih di Barat dan anak-anak berkulit cokelat di Timur! Nurani yang tak tampak, hakikat yang sesungguhnya dalam diri kami yang abadi, mengejek segala sesuatu yang hampa.
Di mana jiwa bertemu dengan jiwa sejenis, di situ tidak ada dinding pemisah bangsa dan kepercayaan.
Jiwanya akan menyambut gembira dan mempersatukan diri dengan jiwa yang bermukim dalam tubuh yang berkulit warna lain dari kulitnya sendiri, karena merasa sejenis dengan yang lain itu.
Kesamaan jiwa adalah ikatan yang lebih dalam daripada kesamaan darah.
Mereka orang-orang yang bahagia yang ada dalam hidup ini bukan hanya kaum keluarga yang sedarah, melainkan juga sebagai kaum yang sejiwa, kakak-beradik yang disebabkan oleh kesamaan sanubari dan jiwa! Kontelir, yang tuan jumpai di rumah kami, yang juga masih merupakan sahabat kami adalah pengganti tuan Ovink sebagai asisten residen di Jombang.
Terkadang hidup ini memang aneh! Ada kalanya kebahagiaan datang menghampiri kita, dan orang-orang yang berpandangan picik serta terbatas akalnya, cenderung lekas mengomel apabila tidak dapat menerangkan tentang sesuatu! Padahal, semuanya itu sederhana sekali, asal kita mau mengerti saja.
Tidak mungkin ada cahaya yang terang tanpa didahului dengan gelap gulita-itu pelajaran yang diperoleh dari hari ke hari, dari malam ke malam.
Pelajaran siang dan malam!
Kami akan senang sekali, apabila tuan di Den Haag sempat bertemu dengan teman-teman kami, yaitu keluarga Ovink! Saya masih selalu merasa
sayang, bahwa pada saat itu tuan tidak dapat pergi ke Jombang. Tuan akan dapat melihat setasiun Zending Mojowarno di sana.
Sebuah tempat yang patut ditinjau. Kami sendiri ingin pergi ke sana. Sayang! Sampai sekarang kami belum bisa melaksanakan, kami bahkan ingin tinggal sementara waktu di sana.
Adalah suatu kebaikan bagi kami untuk menghirup udara dalam suasana kasih sayang suci dan melalaikan diri sendiri itu.
Udara bersih yang mempu menjernihkan dan menguatkan.
• Terkuak Lirik Asli Ciptaan WR Supratman Ternyata Berbeda, Ini Sejarah Dibalik Lagu Ibu Kita Kartini
• Peringatan Hari Kartini Setiap 21 April, Ini Fakta-fakta Kehidupan RA Kartini yang Jarang Diketahui