Hari Kartini 2021

Bukan Karena Kami Hendak Jadikan Wanita Jadi Saingan Pria, Surat Kartini untuk Prof Anton di Belanda

Kami memohon dengan sangat supaya di sini diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Bukanlah karena kami hen dak menjadikan anak

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
sripoku.com/anton
ilustrasi quotes ra kartini 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - 21 April tiap tahunnya, diperingati Hari Kartini. Peringatan itu diambil dari tanggal lahirnya yakni pada 21 April 1879.

Pemilik nama lengkap Raden Adjeng Kartini atau Raden Ayu Kartini merupakan tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi Nusantara.

Melalui tulisan surat R.A Kartini banyak menginspirasi wanita-wanita di Indonesia, bahkan surat itu masih bisa dirasakan pengaruhnya hingga saat ini.

Salah satu surat yang ditulis Kartini pada 4 Oktober 1902 untuk (Tuan Prof. Dr. G.K. Anton dan Nyonya)

Surat tersebut berisikan soal permintaan Kartini memohon pengajaran dan pendidikan anak perempuan.

Menurut dia, pengajaran dan pendidikan untuk anak perempuan bukan untuk menyangi laki-laki, tapi karena yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya, menjadi ibu pendidik manusia yang pertama-tama.

Berikut Sripoku.com kutip surat lengkap Kartini untuk Tuan Prof. Dr. G.K. Anton dan Nyonya dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Rabu (21/4/2021).

Telah berulang kali saya sudah memegang tangkai pena untuk menulis surat kepada tuan, tetapi selalu saja ada halangan, berkali-kali pula terpaksa surat tersebut saya tangguhkan.

Saya menunggu kesempatan baik, tapi sekarang saya tahu bahwa kesempatan itu tidak akan datang,

justru kita yang harus membuat kesempatan itu.

Orang mungkin lebih mudah menulis surat kepada kami, surat mungkin selesai hanya dengan beberapa kata saja, tapi kami tidak demikian.

Kepada teman-teman, kami ingin sekali menulis surat yang panjang lebar.

Tahun yang lalu kabupaten Jepara tak henti-hentinya dirundung kesedihan.

Bergiliran kami menderita sakit yang parah, dan kami pun menjadi khawatir kalau-kalau harus melepaskan nyawa yang kami cintai ini.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved