Hari Kartini 2021

Bukan Karena Kami Hendak Jadikan Wanita Jadi Saingan Pria, Surat Kartini untuk Prof Anton di Belanda

Kami memohon dengan sangat supaya di sini diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Bukanlah karena kami hen dak menjadikan anak

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
sripoku.com/anton
ilustrasi quotes ra kartini 

Bagi kaum laki-laki hal ini tentulah tak ternilai harganya. Ini bila dia tidak angkuh dan picik pandangannya.
Tentunya tidak kurang orang-orang yang memandang minat istri atas pekerjaannya sebagai kehendak ingin tahu dan campur tangan.
Sedikit demi sedikit saya masuki bidang emansipasi wanita. Bidang ini tentu sudah lebih dari cukup tuan dengar di Eropa.

Apabila soal perempuan ini menarik minat tuan dalam tahun-tahun yang akan datang minat tuan akan menjadi lebih besar, sebab sekarang tuan sendiri juga mempunyai anak didik.

Kami memohon dengan sangat supaya di sini diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan.
Bukanlah karena kami hendak menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan orang laki-laki, melainkan karena kami yakin akan pengaruh besar yang mungkin datang dari kaum perempuan.

Kami hendak menjadikan perempuan menjadi lebih cakap dalam melakukan tugas besar yang diletakkan oleh ibu Alam sendiri ke dalam tangannya agar menjadi ibu yang menjadi pendidik anak anak mereka.

Bukankah pada mulanya dari kaum perempuan juga manusia memperoleh pendidikannya.

Kaum ibulah yang pertama-tama meletakkan bibit kebaikan dan kejahatan dalam hati sanubari manusia yang akan terkenang sepanjang hidupnya.

Bukan tanpa alasan orang berkata: "Baik laki-laki maupun perempuan telah menelannya bersama-sama air susu ibu.

"Pada waktu yang lalu orang yang banyak pengetahuannya mulia pula lah budi pekertinya.

Sayang! Dengan cepat kami terjaga dari mimpi itu.

Kami mulai sadar, bahwa berpengetahuan yang banyak itu tidak menjadi jaminan jika orang tersebut mulia budi pekertinya.

kami menyadari hal tersebut, tetapi setelah

Sedih hati lebih lanjut dan kami cari penyebabnya sampailah pada kebenaran yang kedua: "Bukan saja sekolah yang harus mendidik jiwa anak, tetapi juga yang terutama pergaulan di rumah harus mendidik! Sekolah mencerdaskan pikiran dan kehidupan di rumah tangga hendaknya membentuk watak anak itu!".

Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan yang akan membentuk budi pekertinya. Berilah pendidikan yang baik bagi anak-anak perempuan. Siapkanlah dia masak-masak untuk menjalankan tugasnya yang berat.

Hendaknya para ibu mengetahui jika mereka dikaruniai kebahagiaan sebesar sebagai seorang perempuan, yaitu kemewahan ibu! Bersamanya seorang anak mendapatkan masa depannya.

Di depan matanya jelas tergambar kewajiban yang dibebankan keibuannya kepada dirinya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved