Berita Muratara

MASJID Ini Didirikan Anak Angkatnya Ki Merogan, saat Direnovasi Ditemukan Uang Koin Gulden Belanda

Keyakinannya menguat setelah ditemukannya banyak koin uang lama jenis Gulden Belanda tahun 1853 dan 1858 saat merenovasi masjid. 

Editor: Welly Hadinata
Tribunsumsel/Rahmat Aizullah
Masjid Istiqomah di Kampung Palembang, Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Masjid Istiqomah adalah masjid tertua di Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). 

Masjid ini disebut-sebut sudah berusia tak kurang dari 1,5 abad alias 150 tahun lebih.

"Untuk tahun pastinya saya kurang tahu, kalau kata almarhumah bibi saya, usia masjid ini sudah 150 tahun lebih," kata Sekretaris Desa Lawang Agung, Kemas Syafarudin dibincangi Tribunsumsel.com, Jumat (16/4/2021).

Syafarudin mengungkapkan Masjid Istiqomah didirikan oleh sekelompok orang yang berasal dari Kota Palembang. 

Tak heran bila tempat berdirinya Masjid Istiqomah saat ini pun dikenal dengan Kampung Palembang. 

Salah satu anggota kelompok pendiri Masjid Istiqomah yang masih dikenal hingga saat ini adalah H Jalaludin.

Dia adalah anak angkat Kiai Marogan atau Kiai Muara Ogan, ulama kharismatik asli tanah Palembang. 

Sementara yang mewakafkan tanah tempat berdirinya Masjid Istiqomah saat ini adalah bernama Kemas Abdurrohim, orang Palembang.

"Di sini dulu awalnya dihuni oleh orang Palembang semua, makanya sampai sekarang disebut Kampung Palembang," kata Syafarudin. 

Bahkan, lanjut dia, pemberian nama Desa Lawang Agung itu sebenarnya berasal dari Bahasa Palembang. 

Kata 'lawang' berarti pintu dan kata 'agung' berarti besar, sehingga Lawang Agung artinya pintu besar. 

"Pintu besar itu maksudnya tempat masuknya orang dari mana-mana, siapa pun masuk sini aman, tidak diganggu. 

Karena dulu di sini tempat para pedagang dari Palembang, kalau kampung asli Rupit itu berada di seberang," jelas Syafarudin. 

Pria asli keturunan Palembang ini meyakini Masjid Istiqomah didirikan di atas tahun 1850-an.

Keyakinannya menguat setelah ditemukannya banyak koin uang lama jenis Gulden Belanda tahun 1853 dan 1858 saat merenovasi masjid. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved