Breaking News

Ternyata Dalang Terjebaknya Kapal MV Ever Given dan Macet Alur Terusan Suez, Adalah Wanita Cantik

Tragedi terjebaknya kapal kargo  MV Ever Given di Terusan Suez berdampak yang luar biasa terhaap perlayaran internasonal.

Editor: Salman Rasyidin
24h
Marwa Elselehdar, wanita yang dituduh menjadi dalang terjepitnya kapal MV Ever Given. 

Setelah Ever Given dibebaskan, lalu lintas pelayaran di salah satu kanal paling sibuk di dunia tersebut bisa dilanjutkan kembali.

Siaran televisi menunjukkan, awak kapal penarik membunyikan klakson mereka untuk merayakan keberhasilan mengevakuasi Ever Given.

Kepala Otoritas Terusan Suez (SCA) Osama Rabie mengatakan, proses evakuasi Ever Given telah berhasil dilakukan setelah terdampar hampir sepekan lamanya.

Pihaknya lantas mengumumkan bahwa lalu lalu lintas maritim di Terusan Suez secara resmi dibuka kembali.

Namun, menurut The Sun, kapten dan 25 pelaut India di dalamnya, kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman.

Mereka harus bertanggung jawab atas macetnya Terusan Suez selama enam hari hingga mengganggu perdagangan internasional.

Tidak jelas bagaimana penyelidik Mesir ingin menangkap kapten dan 25 pelaut itu.

Namun, kapal tersebut berlayar melalui Terusan Suez dan melanjutkan perjalanannya seperti biasa.

Menurut Times of India, pemerintah dan organisasi maritim di India mengkhawatirkan kemungkinan sekelompok pelaut dalam penyelidikan kriminal.

Kapal MV Ever Given Berhasil Dibebaskan dari Terusan Suez
Kapal MV Ever Given Berhasil Dibebaskan dari Terusan Suez (intisari)

Akibatnya, mereka bisa dipenjara selama bertahun-tahun.

Sebuah sumber di industri perkapalan mengatakan bahwa ada kemungkinan kapten dan beberapa pelaut yang bertanggung jawab langsung akan dilarang terus mengarungi kapal.

Para pelaut kemungkinan akan ditempatkan di bawah tahanan rumah sampai penyelidikan berakhir.

Perusahaan manajemen kapal MV Ever Given belum mengomentari masalah hukum yang dihadapi oleh kapten dan 25 pelaut di kapal MV Ever Given.

"Ada risiko para pelaut itu dihukum," kata sumber itu.

"Penyidik ​​perlu mengakses data maritim, data yang direkam di atas kapal untuk memverifikasi di mana letak kesalahannya."

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved