Aksi Terorisme
BUKAN Spiritual,Ahli Grafolog Ungkap Motif Dibalik Surat Wasiat 2 Teroris:'Amarah dan Takut'
Grafolog dari Indonesian School of Graphology (ISOG), Deborah Dewi ikut menyoroti makna tulisan tangan kedua pelaku teror
Deborah menyebut, ada banyak faktor yang membuat korban dengan mudah tertipu oleh rasa aman yang semu itu.
Di antaranya seperti pengetahuan agama yang dangkal, kematangan emosional dan kematangan intelektual.
"Jadi ketika rasa tidak aman itu menyerang dan disaat bersamaan ada perekrot teror masuk, disitulah proses radikalisasi akhirnya berhasil," pungkasnya.
Mantan Napiter Sebut Kedua Pelaku Memiliki Kesamaan
Mantan narapidana teroris, Nasir Abbas, ikut menanggapi rangkaian aksi teror yang terjadi di Mabes Polri dan di Gereja Katedral, Makassar.
Menurut Nasir, rangkaian aksi teror itu memiliki kesamaan, yakni pelaku melakukan pengkafiran kepada muslim yang lain.
Mantan Ketua Mantiqi II kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) ini mengatakan, kesamaan tersebut terlihat dari surat wasiat yang ditulis para pelaku.
"Akhirnya terungkaplah identitas dia (pelaku) dan kemudian ditemukan surat wasiat."
"Saya sempat membaca, dari situ bisa dilihat bagaimana kuatnya indoktrinasi yang tertanam dalam diri pelaku," kata Nasir, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (1/4/2021).
Nasir menemukan ada kesamaan atau satu pemahaman dari para pelaku untuk melakukan aksinya.
Para terduga teroris itu, lanjut Nasir, memiliki kesamaan mengkafirkan muslim lainnya.
Juga menganggap pemerintah adalah musuh mereka.
Nasir menegaskan, pemahaman tersebut sudah menyimpang dan bukan ajaran dalam agama Islam.
"Ada kesamaan atau paham dengan dua orang pelaku yang melakukan aksi di Mabes Polri dan Gereja Katedral Makassar, kesamaannya itu adalah pengkafiran."
"Mereka mengkafirkan muslim yang lain dan mereka menganggap pemerintah adalah pemerintah kafir yang menjadi musuh mereka," ungkap Nasir.