Berita Selebriti

Upacara Siraman Adat Jawa yang Dilakukan Aurel Hermansyah Punya Makna yang Mendalam, Ini Sejarahnya!

Nah tahukah kalian sejarah dari Siraman adat Jawa yang dilakukan oleh Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar seperti apa? ini penjelasannya.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Kolase/Instagram
Upacara Siraman Aurel Hermansyah 

Setelah seluruh pini sepuh sudah selesai melakukan siraman, ayah dari mempelai wanita akan menuangkan sisa air dari kendi kepada sang anak untuk digunakan berwudhu.

Kendi yang kosong tersebut dipegang oleh kedua orang tua, kemudian dijatuhkan ke tanah sehingga pecah.

Proses menjatuhkan kendi tersebut diiringi ucapan “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama mempelai wanita]”.

Pemecahan kendi tersebut menjadi simbol pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sinar pesonanya.

Baca juga: Sadar Tak Dampingi Aurel Dewasa, Air Mata Krisdayanti Tumpah Pilu Tak Minta Dicintai: Patuhi Suamimu

Baca juga: Kolam Pemandian Bukit Batu Mencar, Destinasi Wisata Favorit Baru di OKU Timur, Suasananya Asri !

Baca juga: Anang Nangis, Aurel Hermansyah Kenang Tinggal di Ruko Makan Mi Instan: Pipi Gengsi tapi Perhatian

5. Potong Rikmo

Prosesi siraman adat Jawa dilanjutkan dengan memotong rambut dari mempelai wanita atau disebut dengan potong rikmo.

Utusan besan juga akan menyerahkan potongan rambut mempelai pria untuk disatukan.
Gabungan potongan rambut ini lalu dikubur di halaman rumah.

Prosesi siraman adat Jawa pada tahap ini bertujuan agar semua hal buruk dikubur bersamaan dengan rambut, sehingga kelak kedua mempelai hanya disertai kebaikan dan kebahagiaan dalam rumah tangganya.

6. Bopongan

Setelah semua selesai, prosesi siraman adat Jawa akan diakhiri dengan sang ayah menggendong calon mempelai wanita menuju kamar.

Salah satu prosesi pernikahan adat Jawa ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang lembaran baru dalam kehidupan sang anak.

Makna Siraman Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar

Pemangku adat yang memimpin proses siraman Aurel Hermansyah, Mami Hardo, menjelaskan makna di balik 7 sumber air yang akan dibasuhkan ke tubuh Aurel Hermansyah.

"Zaman dahulu kalau mau melakukan hajat, jauh tempatnya. Untuk memberikan informasi pada kerabat, kita meminta air dari sumber tersebut," kata Mami Hardo.

Berbeda dari zaman dahulu, air yang didapatkan pada acara siraman kini lebih mengambil dari 7 sumber berbeda yang lebih mudah didapatkan.

"Tapi zaman sekarang ini sudah biasa, diambil dari beberapa masjid, rumah kediaman, apartemen, musala, masjid. Sementara itu air zam-zam, itu nggak pernah tertinggal," kata mami Hardo.

Sebelum dilakukan siraman, terlebih dahulu dilakukan pencampuran 7 jenis air tersebut beserta bunga yang sudah disediakan.

"Sebelum acara dimulai ada upacara mencampur bunga. Bunga tersebut terdiri dari mawar, melati, dan kenanga," ujarnya.

Dikutip dari buku berjudul Pedoman Lengkap Acara dan Upacara Perkawinan Adat Jawa karya Drs. R.M.S Gitosaprodjo Surakarta, berikut hal-hal yang perulu dipersiapkan untuk perlengkapan siraman:

1. Air siraman, air jernih dan bersih ditaburu bunga mawar, melati dan kenanga.
2. Pengaron untuk tempat air siraman.
3. Gayung untuk mengambil air.
4. Tikar bangka, tikar pandan, daun apa-apa yang dibungkus kain mori.
5. Ratus.
6. Anglo, tungku yang berfungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota atau tanah liat.
7. Kendhi.

Baca juga: Pertemuan Pertama Nobu & Jessica Iskandar Diungkap, Bareng dengan Waktu Video Syur Gisel, Tahun 2017

Baca juga: Bak Tak Peduli Istrinya, Ahmad Dhani Blak-blakan Ngajak Maia Estianty Foto, Mulan Jameela Melotot

Baca juga: Sendirian Hadiri Acara Aurel, Krisdayanti Ungkap Alasan Tak Bawa Anak Raul Lemos: Saya Wakil Rakyat

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved