Berita Selebriti
Upacara Siraman Adat Jawa yang Dilakukan Aurel Hermansyah Punya Makna yang Mendalam, Ini Sejarahnya!
Nah tahukah kalian sejarah dari Siraman adat Jawa yang dilakukan oleh Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar seperti apa? ini penjelasannya.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Pasangan romantis Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar telah menjalani serangkaian tradisi untuk menuju hari pernikahan.
Kemarin pada Jumat (19/3/2021) Aurel Hermansyah telah menjalani upacara siraman dengan adat Jawa di sebuah hotel yang terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Acara siraman tersebut digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar hanya mengundang 20 orang.
Nah tahukah kalian sejarah dari Siraman adat Jawa yang dilakukan oleh Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar seperti apa? ini penjelasannya.
Upacara Siraman merupakan prosesi dari rangkaian pada pernikahan adat Jawa.
Baca juga: 100 Driver Online Lansia Dapat Vaksinasi Covid-19, Sebelum Vaksin Driver Sempat Khawatir Tertular
Baca juga: SITUASI MEMANAS, Balas Kemarahan Kim Jon-un, Malaysia Usir Semua WNA Korea Utara: Putus Hubungan
Baca juga: HIPMI Ikut Bangkitkan Wisata Sejarah dengan Pariwisata Melintasi Perairan Sungai Musi
Siraman selalu dilakukan sebelum mengawali proses periasan pengantin.
Dalam upacara ini, terdapat banyak makna serta simbolis yang berisikan makna kehidupan bagi pasangan pengantin.
Siraman secara harfiah memiliki arti "mengguyur".
Upacara adat siraman dilakukan sebelum melakukan ijab kabul.
Siraman memiliki makna pembersihan secara fisik maupun mental bagi kedua pengantin yang akan menikah.
Hal ini bertujuan untuk membersihkan segala hal negatif yang dianggap mengganggu proses pernikahan dan ijab kabul.
Prosesi siraman biasanya dilakukan pada pukul 10.00 - 15.00, sehari sebelum dilakukannya ijab kabul.
Pada waktu ini diyakini sebagai saat ketika bidadari turun ke bumi untuk mandi.
Pengantin membawa kesan cantik, tentu sangatlah tepat apabila proses "mandi" atau siraman dari pasangan pengantin tersebut dilakukan bersamaan dengan para bidadari.
Selain penyucian diri, siraman juga memiliki makna memohon petunjuk serta rahmat Tuhan Yang Maha Esa untuk perjalanan kehidupan pernikahan kedua pengantin.
Selama proses siraman berlangsung, dilantunkan doa-doa guna memohon keselamatan dan anugrah.
Siraman juga menjadi tanda bahwa pasangan pengantin telah bertekad bulat dan siap untuk berperilaku bersih baik perkataan, perbuatan, maupun pikiran.
Meskipun terlihat sederhana, namun prosesi siraman ini memiliki makna dan filosofi yang dalam bagi mempelai.
Sederet prosesi siraman adat Jawa yang terbilang panjang ini tentu memiliki makna mendalam yang sangat berarti bagi kehidupan baru sang mempelai.
Upacara siraman adat Jawa ini merupakan simbol untuk meluruhkan segala hal negatif dari diri calon pengantin sehingga bisa masuk ke gerbang pernikahan dengan diri yang sudah suci kembali.
Berikut Prosesi Siraman dalam Pernikahan Adat Jawa.
Baca juga: RAUL Lemos Tahu Diri, Demi Aurel, KD dan Ashanty Menangis Bersama
Baca juga: Tempatkan Ashanty di Posisi Pertama, Aurel Ungkap Momen Terberat, Istri Anang Nangis: Maaf Kecewakan
Baca juga: Nangis Bak Sindir Perselingkuhan KD, Aurel Bongkar Momen Tinggal di Ruko dengan Anang: Pipi Berjuang
1. Sungkeman
Prosesi siraman akan dibuka dengan prosesi sungkeman.
Calon pengantin wanita akan melakukan sungkeman kepada kakek nenek kemudian kedua orang tua terlebih dahulu.
Lantas, sebenarnya apa makna sungkeman menurut adat Jawa?
Makna pertama, sungkeman merupakan ritual penyadaran diri.
Melalui sungkeman, orang akan sadar dan ingat bahwa dirinya masih diwajibkan untuk memperlakukan orang tuanya dengan hormat.
Makna kedua, sungkeman merupakan sarana untuk melatih kerendahan hati.
Sungkeman mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan, agar sadar, dan disiplin sekaligus melatih mengatasi rasa ego dalam diri.
Makna ketiga, sebagai wujud ungkapan terima kasih.
Sungkeman merupakan wujud ungkapan terima kasih anak kepada orang tua yang telah mengurusnya dari kecil hingga dewasa.
Hal ini juga merupakan langkah awal sang anak untuk meminta restu orang tua sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.
2. Air Siraman
Sebelum prosesi siraman dimulai, ada persiapan siraman adat Jawa yang perlu dilakukan, antara lain menyiapkan air dari tujuh sumber mata air.
Pastikan ketujuh air tersebut berasal dari air tanah, bukan air PAM. Lalu campuran air tersebut dimasukkan dalam sebuah kendi.
Biasanya, yang melakukan siraman adalah pihak mempelai wanita.
Namun kalau pihak mempelai pria ingin melakukan siraman juga, maka perwakilan dari pihak mempelai pria secara simbolis harus menjemput campuran air dari tujuh mata air tersebut untuk dipakai juga pada prosesi siraman pihak mempelai pria.
3. Siraman
Setelah semua persiapan sirapan siap, maka prosesi siraman pun bisa dimulai.
Siraman pertama dilakukan oleh ayahanda dari mempelai wanita, lalu dilanjutkan dengan sang ibunda.
Masing-masing menyiram sebanyak tiga kali, yaitu satu siraman di kepala, satu siraman di pundak atau badan, dan satu lagi siraman di kaki.
Setelah ayah dan ibu, siraman diteruskan oleh pini sepuh, orang terdekat yang sudah ditunjuk untuk mengikuti prosesi siraman.
Jumlah orang yang menyiram haruslah ganjil, biasanya berjumlah 7 orang, namun bisa juga 5 atau 9 orang.
4. Pemecah Kendi
Setelah seluruh pini sepuh sudah selesai melakukan siraman, ayah dari mempelai wanita akan menuangkan sisa air dari kendi kepada sang anak untuk digunakan berwudhu.
Kendi yang kosong tersebut dipegang oleh kedua orang tua, kemudian dijatuhkan ke tanah sehingga pecah.
Proses menjatuhkan kendi tersebut diiringi ucapan “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama mempelai wanita]”.
Pemecahan kendi tersebut menjadi simbol pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sinar pesonanya.
Baca juga: Sadar Tak Dampingi Aurel Dewasa, Air Mata Krisdayanti Tumpah Pilu Tak Minta Dicintai: Patuhi Suamimu
Baca juga: Kolam Pemandian Bukit Batu Mencar, Destinasi Wisata Favorit Baru di OKU Timur, Suasananya Asri !
Baca juga: Anang Nangis, Aurel Hermansyah Kenang Tinggal di Ruko Makan Mi Instan: Pipi Gengsi tapi Perhatian
5. Potong Rikmo
Prosesi siraman adat Jawa dilanjutkan dengan memotong rambut dari mempelai wanita atau disebut dengan potong rikmo.
Utusan besan juga akan menyerahkan potongan rambut mempelai pria untuk disatukan.
Gabungan potongan rambut ini lalu dikubur di halaman rumah.
Prosesi siraman adat Jawa pada tahap ini bertujuan agar semua hal buruk dikubur bersamaan dengan rambut, sehingga kelak kedua mempelai hanya disertai kebaikan dan kebahagiaan dalam rumah tangganya.
6. Bopongan
Setelah semua selesai, prosesi siraman adat Jawa akan diakhiri dengan sang ayah menggendong calon mempelai wanita menuju kamar.
Salah satu prosesi pernikahan adat Jawa ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang lembaran baru dalam kehidupan sang anak.
Makna Siraman Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar
Pemangku adat yang memimpin proses siraman Aurel Hermansyah, Mami Hardo, menjelaskan makna di balik 7 sumber air yang akan dibasuhkan ke tubuh Aurel Hermansyah.
"Zaman dahulu kalau mau melakukan hajat, jauh tempatnya. Untuk memberikan informasi pada kerabat, kita meminta air dari sumber tersebut," kata Mami Hardo.
Berbeda dari zaman dahulu, air yang didapatkan pada acara siraman kini lebih mengambil dari 7 sumber berbeda yang lebih mudah didapatkan.
"Tapi zaman sekarang ini sudah biasa, diambil dari beberapa masjid, rumah kediaman, apartemen, musala, masjid. Sementara itu air zam-zam, itu nggak pernah tertinggal," kata mami Hardo.
Sebelum dilakukan siraman, terlebih dahulu dilakukan pencampuran 7 jenis air tersebut beserta bunga yang sudah disediakan.
"Sebelum acara dimulai ada upacara mencampur bunga. Bunga tersebut terdiri dari mawar, melati, dan kenanga," ujarnya.
Dikutip dari buku berjudul Pedoman Lengkap Acara dan Upacara Perkawinan Adat Jawa karya Drs. R.M.S Gitosaprodjo Surakarta, berikut hal-hal yang perulu dipersiapkan untuk perlengkapan siraman:
1. Air siraman, air jernih dan bersih ditaburu bunga mawar, melati dan kenanga.
2. Pengaron untuk tempat air siraman.
3. Gayung untuk mengambil air.
4. Tikar bangka, tikar pandan, daun apa-apa yang dibungkus kain mori.
5. Ratus.
6. Anglo, tungku yang berfungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota atau tanah liat.
7. Kendhi.
Baca juga: Pertemuan Pertama Nobu & Jessica Iskandar Diungkap, Bareng dengan Waktu Video Syur Gisel, Tahun 2017
Baca juga: Bak Tak Peduli Istrinya, Ahmad Dhani Blak-blakan Ngajak Maia Estianty Foto, Mulan Jameela Melotot
Baca juga: Sendirian Hadiri Acara Aurel, Krisdayanti Ungkap Alasan Tak Bawa Anak Raul Lemos: Saya Wakil Rakyat