Ibu Tak Kuasa Lanjutkan Wudhu Begitu Dengar Kabar Anak Meninggal: Dia Itu Tulang Punggung Keluarga
Anaknya itu adalah satu-satunya tulang punggung di keluarganya, karena memang almarhum belum menikah dan ayahnya sudah meninggal dunia.
SRIPOKU.COM, MARTAPURA - Khoirudin (31), yang dinyatakan sebagai salah satu korban yang meninggal dunia karena hanyut di air sungai kawasan Bendungan Irigasi Perjaya di Kecamatan Martapura, OKU Timur sebelumnya sempat menonton kuda lumpingi tidak jauh dari lokasi kejadian.
Hal itu diungkapkan oleh ibu kandung korban, Rumana, dimana kesedihan nampak jelas dari raut wajahnya saat ditemui di kediamanya, Desa Sinar Hijau, Kecamatan Martapura OKU Timur.
Pasalnya, anaknya itu adalah satu-satunya tulang punggung di keluarganya, karena memang almarhum belum menikah dan ayahnya sudah meninggal dunia.
• Ada Foto AHY Dengan Jusuf Kalla, Kini Ada Foto Moeldoko Dengan Puan Maharani, PDIP Angkat Bicara
"Dia tiga saudara, dan kebetulan anak saya itu belum menikah jadi dia yang sering cari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Ibu korban sambil menyeka air matanya.
Dijelaskan Rumana, bahwa anaknya itu biasa bekerja sebagai buruh tidak tentu.
"Semua dikerjakan kadang juga menyekop pasir," ungkapnya.
Namun kini Rumana tidak bisa lagi melihat anak yang ia sayangi itu karena takdir berkata lain.
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sebelumnya Khoirudin sempat minta izin keada Rumana untuk menonton jaranan atau kuda lumping.
"Saat minta izin, dia juga minta uang Rp 50 ribu buat beli bensin dua liter dan membeli rokok," kata ibunda korban.
Setelah anaknya itu pergi menonton kuda lumping, ternyata ibu korban juga menyusul untuk menonton kuda lumping, bahkan sempat bertemu di lokasi kuda lumping tersebut.
• Penyebab Krisdayanti tak Hadiri Prosesi Siraman Aurel Terungkap, Wajah KD Jadi Sorotan Netizen
"Kami sempat ketemu di acara kuda lumping itu, tapi dia menyuruh saya untuk pulang ke rumah lebih dulu," terangnya.
Saat pulang ke rumah, betapa kagetnya rumanah karena mendapatkan kabar dari Bayu teman korban, bahwa Khoirudin sudah meninggal dunia.
"Saat saya hendak ambil wudhu, ada yang mengabari bahwa anak saya meninggal karena tenggelam. Saya langsung pingsan," ujarnya.
Setibanya jenazah di rumah korban tangisan saudara korban dan Rumana pecah karena tidak menyangka bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir mereka sebelum ajal memisahkan.