Pemkab Muba Tengah Pertimbangkan Pakai Mesin Pengolah Sampah Milik PT Revorma Sagara Artha

Pengolahan sampah rumah tangga ini diyakini menjadi solusi yang mana sampah kerap menjadi masalah di lingkungan masyarakat.

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Refly Permana
sripoku.com/fajeriramadhoni
Petugas PT Revorma Sagara Artha ketika melakukan uji coba mesin pengolah sampah menjadi bahan bakar. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Fajeri Ramadhoni

SRIPOKU.COM, SEKAYU - Pemkab Muba bersama masyarakat kini berencana mengolah limbah sampah menjadi bahan bakar briket.

Pengolahan sampah rumah tangga ini diyakini menjadi solusi yang mana sampah kerap menjadi masalah di lingkungan masyarakat.

Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi, mengatakan pihaknya menyambut baik kerjasama tersebut dengan harapan adanya mesin pengolah sampah dapat mengurangi timbuan sampah plastik dan penanganan sampah yang berkontribusi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Muba.

Alasan Anggota Brimob dan TNI Kumpul di Danau OPI Jakabaring, Bahkan Ada yang Naik Perahu

"Jelas ini menjadi solusi luar biasa. Alhamdulillah hari ini kita kerjasama dengan teman teman dari PT Revorma Sagara Artha untuk melakukan demo mesin pengolah sampah-sampah rumah tangga dilakukan bioaplikasi diolah selama 1 Minggu.

Kemudian, diproduksi menjadi sebuah produk briket yang menuju ke energi dan bahan bakar," ujarnya saat bersama dengan PT Revorma Sagara Artha menyaksikan demo mesin pengolah sampah sampai dengan Zero Waste dengan Output Biomass yang berlangsung di dinas lingkungan hidup (DLH) Muba, Kamis (18/3/2021).

Ia menambahkan, untuk di Muba memang belum ada, jadi ini adalah bagian dari proses untuk mempelajari apakah ini bisa diterapkan di Muba atau tidak dengan kapasitas persampahan yang sedemikian.

Setiap Melintas di Jalan Ini Warga Dipaksa tidak Bernafas, Padahal 2 Kali Dalam Sebulan Dibersihkan

"Apabila ini kita anggap oke, maka ini akan kita terapkan di Muba, yang luar biasa lagi kalau ada pihak swasta yang berkontribusi, mau memulai melakukan itu disini," ungkapnya.

Menurut Beni, semua sektor harus paham bahwa bukan persoalan sampah rumah tangga saja, namun ada sampah- sampah sisa perkebunan yang juga perlu penanganan.

"Misalnya kita sedang gencar-gencarnya menggalakkan replanting. Ini juga bagian memberikan solusi bagi petani kelapa sawit dalam mengelola pohon kelapa sawit tersebut.

Jadi ini akan dikaitkan dengan cerdas agar program replanting menekan sampah, termasuk juga sisa-sisa pohon karet," terangnya.

Dinas Sosial Sumsel Data KPM Program Keluarga Harapan belum Valid, Masih Tunggu Kemensos RI

Sementara Komisaris Utama PT RSA Technology Irastu Linggawara menjelaskan bahwa sampah adalah barang yang tidak bernilai di tengah masyarakat dimana hal tersebut sudah menjadi masalah klasik di Indonesia.

Data KLHK menunjukkan jumlah timbunan sampah di Indonesia secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun.

"Selain itu, untuk membangun fasilitas pengolahan sampah dan pengawasan di lokasi kajian sesuai acuan DED. Serta untuk mendapatkan sumber energi alternatif dari sampah," terangnya.

Senada yang diungkapkan Kepala DLH Andi Wijaya Busro SH MHum, dirinya berharap masyarakat kabupaten Muba dapat mendukung upaya yang dilakukan pihaknya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved