Setiap Melintas di Jalan Ini Warga Dipaksa tidak Bernafas, Padahal 2 Kali Dalam Sebulan Dibersihkan
selain dipenuhi semak belukar, sampah menggunung dari warga memadati pinggiran jalan poros yang menjadi akses menuju Kecamatan Talang Ubi.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI - Pemandangan tak sedap ditemui saat melintas di jalan poros di Desa Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Pasalnya, selain dipenuhi semak belukar, sampah menggunung dari warga memadati pinggiran jalan poros yang menjadi akses menuju Kecamatan Talang Ubi.
Tak pelak, kondisi demikian sangat dikeluhkan pengguna jalan saat melintas kawasan tersebut.
Marsindo warga Talang Ubi berkata bahwa sampah tersebut sangat menggangu.
• Dinas Sosial Sumsel Data KPM Program Keluarga Harapan belum Valid, Masih Tunggu Kemensos RI
Dimana, letaknya di pinggiran aspal tak jauh dari simpang empat tengah Desa Babat yang menjadi akses menuju Kecamatan Abab dan Kecamatan Talang Ubi.
"Setiap melintas dikawasan ini selalu tahan nafas. Karena aroma busuk sangat menyengat." ungkap Marsindo, Kamis (18/3/2021).
Senada, Boris Simbolon seorang warga melintas menuturkan bahwa sampah ini selalu dibuang masyarakat di kawasan tersebut meski telah dibersihkan.
"Pernah saat melintas sampahnya sedikit dibersihkan. Namun tak selang berapa hari sampah kembali penuh," ujarnya.
• Mahasiswa Penerima KIP KUliah 2021 Bisa Mendapatkan Bantuan Rp 12 Juta Per Semester, Ini Syaratnya
Dirinya menyayangkan, tumpukan sampah tersebut tak hanya dibuang dipinggiran jalan. Melainkan ada yang dibuang ke sungai, sehingga mencemari lingkungan.
"Lokasi jalan yang banyak tumpukan sampah ini tak jauh dari sungai. Jadi, kadang sampahnya masuk ke air.
Tidak tau juga apakah memang ada yang sengaja dibuang ke sungai atau jatuh dari jalan karena sudah menumpuk," jelasnya.
Sementara, Kades Babat Kecamatan Penukal, Ari Mediansyah berkata terkait sampah dipinggiran jalan itu, sejauh ini pihaknya sudah sering melakukan pembersihan di wilayah tersebut.
"Kita gotong royong membersihkan sampah dipinggiran jalan ini kadang satu bulan sekali, bahkan bisa dua kali dalam satu bulan dibersihkan," katanya.
• Disdik Palembang Sebut Tahun Ajaran Baru Bisa Saja Sekolah Tatap Muka, Dengan Catatan
Meski begitu, lanjut dia, tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) membuat warga masih tetap membuang sampah di sana.
"Kita sudah ajukan pembuatan TPA di desa kita melalui pihak kecamatan.
Namun hingga sekarang belum ada realisasi dari pemerintah," ujarnya.