Reaksi Masyarakat Palembang Saat Harga Cabai Naik per Kilo Hari Ini: Sudah Biasa

Hampir setiap masyarakat terutama di Kota Palembang, menyukai masakan pedas yang bahan dasarnya ialah cabai.

Penulis: Chairul Nisyah | Editor: RM. Resha A.U
sripoku.com/chairul nisyah
Seorang pedagang cabai di Pasar Sekip Palembang tengah melayani pembeli. (Foto Ilustrasi) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Cabai merupakan salah satu bahan masakan yang jarang sekali ditinggalkan oleh para ibu rumah tangga, sebagai bahan pelengkap masakan.

Hampir setiap masyarakat terutama di Kota Palembang, menyukai masakan pedas yang bahan dasarnya ialah cabai.

Seperti yang diketahui, harga cabai saat ini mengalami kenaikan harga.

Baca juga: Beras Turun, Harga Bawang Merah, Cabai dan Telur di Pasar Muaradua OKU Selatan Merangkak Naik

Baca juga: Harga Cabai Setan Menggila, Tembus Rp 100 ribu per Kilogram, Ibu Rumah Tangga Menjerit

Hari ini, harga cabai mencapai Rp60.000 Per kilogramnya.

Dari hasil wawancara Sripoku.com, dengan beberapa kalangan masyarakat, kenaikan harga cabai ini mendapat respon yang beragam.

Menurut salah satu pelaku usaha makanan, seblak di kawasan Jalan Pom IX, Kota Palembang harga cabai saat ini, tidak terlalu memberikan dampak signifikan pada usahanya.

Menurut pemilik usaha seblak tersebut, dalam usahanya, cabai bukanlah menjadi salah satu bahan utama yang diperlukan, hanya sebagai pelengkap saja.

Baca juga: Sebab Harga Cabai Melonjak Drastis di PALI, Ada Cabai Setan Kini Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram

Baca juga: Cara Membuat Cabai Tabur Homemade, Mudah dan Awet, Praktis Stok di Rumah dan Dibawa Jalan-jalan

"Cabai kan hanya digunakan sebagai pelengkap, sementara ini, kenaikan harga cabai tidak berpengaruh pada usaha makanan kami. Lagian naik turunnya harga cabai itu sudah biasa," ujarnya, Sabtu (13/3/2021).

Sementara, Safri pelaku usaha bakso gerobak keliling mengatakan jika benar ada kenaikan pada harga cabai.

Akan tetapi hampir sama dengan usaha sebelumnya, usaha bakso kelilingnya tidak terlalu mencemaskan kenaikan harga cabai.

"Ngak ada pengaruh ya. Karena cabai ini kan cuma pelengkap, jarang pelanggan itu ambil cabai banyak-banyak. Lagian cabai bisa di stock di kulkas," Jelas Safri.

Baca juga: Pagar Makan Tanaman, Malam-malam Telpon Istrinya Teman, Petani Cabai Tewas di Pondok

Baca juga: Kesal Istri Sering Ditelpon, Pria di Prabumulih Ini Habisi Temannya Pakai Kayu di Pondok Kebun Cabai

Berbeda dengan kedua pelaku usaha makanan, Mina penjual sayur di rumah mengaku jika harga cabai yang naik cukup mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap cabai di warung kecil.

"Pembeli itu kadang lebih memilih untuk membeli cabe di pasar, soal nya kalau di warung kecil ini kan harga nya jauh lebih tinggi dari pasar. Namanya juga kita warung kecil juga ambil untung," jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved