'PEMERKOSAAN' Demokrasi, Annisa Pohan Meradang tak Terima AHY Ditendang dari Kursi Ketum Demokrat

Annisa Pohan melalui akun Twitter pribadinya mengutarakan, apa yang terjadi di Partai Demokrat saat ini bukan hanya masalah perampokan,

Penulis: fadhila rahma | Editor: Sudarwan
IST
Annisa Pohan meradang AHY dikudeta Moeldoko dari Ketua Umum Partai Demokrat 

SRIPOKU.COM - Istri Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) , Annisa Larasati Pohan turut mengomentari kisruh yang terjadi di partai berlambang mercy.

Komentarnya tersebut tampak untuk membela suaminya yang sedang dikudeta oleh Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Annisa Pohan melalui akun Twitter pribadinya mengutarakan, apa yang terjadi di Partai Demokrat saat ini bukan hanya masalah perampokan, melainkan 'pemerkosaan' demokrasi di Indonesia.

Mantan model tersebut berkomentar sesaat setelah adanya Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Dimana, KLB tersebut menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Moeldoko yang didapuk sebagai Ketua Umum Demokrat dalam KLB tersebut kemudian menyampaikan pidato perdananya di depan para peserta KLB.

Baca juga: Trending! Megawati Nyesal Tunjuk SBY Jadi Menteri, Kini SBY Nyesal Tunjuk Moeldoko Jadi Panglima TNI

Baca juga: JIKA Diam, Presiden Jokowi Bisa Diartikan Restui Manuver Moeldoko: Acak-acak Partai Demokrat

Baca juga: Moeldoko Tak Pernah Mimpi, Ketua Umum Partai Demokrat Menjadi Nyata

Baca juga: BELUM Sehari Jabat Ketum Demokrat Versi KLB, Moeldoko Sudah Berani Janjikan Ini

AHY dan Moeldoko
AHY dan Moeldoko (Ist/handout)

Diketahui, sebelumnya sejumlah kader menggelar kongres luar biasa alias KLB di Hotel Hill, Deli Serdang, Jumat, (5/3/2021)

KLB tersebut menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum Partai. Moeldoko terpilih secara aklamasi.

Sebelum menyampaikan pidato, Moeldoko meneriakan jargon Partai Demokrat sebanyak tiga kali.

"Ini adalah pidato saya yang pertama, pidato politik di depan umum, dalam upaya menjaga dan membangun demokrasi di Indonesia," kata mantan Panglima TNI tersebut.

Moeldoko mengapresiasi para pengurus partai Demokrat yang memilihnya sebagai Ketua Umum dalam KLB yang dianggap kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ilegal dan inkonstitusional tersebut.

Menurut Moeldoko para kader Partai Demokrat yang memilihnya tersebut sangatlah pemberani.

"Saya sungguh sangat mengapresiasi saudara-saudara sekalian dari berbagai daerah, DPD, DPC dan organ sayap, para pendiri para senior yang telah berani memperjuangkan cita-cita, yaitu sebuah Partai Demokrat yang demokratis, terbuka dan modern," kata Moeldoko.

Sebelumnya Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Moeldoko membantah tudingan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat di bawah Agus Harimurti Yudhyono (AHY) demi kepentingannya sebagai calon presiden pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko melambaikan tangan usai memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Moeldoko membantah tudingan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat di bawah Agus Harimurti Yudhyono (AHY) demi kepentingannya sebagai calon presiden pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Moeldoko menerima penetapan melalui sambungan telepon kepada peserta rapat.

"Baik, dengan demikian. Saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. Oke kita terima menjadi ketua umum," kata Moeldoko.

Sebelum menerima penetapan, Mantan Panglima TNI tersebut terlebih dahulu menanyakan kepada peserta KLB Demokrat.

Pertanyaan tersebut untuk memastikan keseriusan para peserta KLB Demokrat memilihnya sebagai Ketum.

"Walaupun secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepercayaan kepada saya, saya ingin memastikan keseriusan teman teman atas amanat ini," kata Moeldoko.

Diantaranya mengenai apakah penyelenggaraan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai (AD/ART).

Mendengar pertanyaan Moeldoko tersebut para peserta KLB secara serempak menjawab sesuai

"Kedua, saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya sebagai ketum demokrat, serius atau tidak?" tanya Moeldoko yang dijawab dengan kata 'serius' oleh peserta KLB.

Moeldoko juga menanyakan keseriusan para anggota Demokrat untuk menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan, yang kemudian dijawab siap secara serentak.

Setelah itu, istri AHY, Annisa Pohan pun mengungkap cuitan di twitter pribadinya @AnnnisaPohan.

Annisa Pohan ikut berkomentar usai ramai Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Konggres Luar Biasa (KLB) di Sumatera Utara, Jumat 5 Maret 2021.

"Ini bukan hanya permasalahan sebuah partai dirampok, tapi masalah lebih besar lagi 'Pemerkosaan' Demokrasi suatu negara," ujar Annisa melalui akun Twitternya @AnnnisaPohan, Jumat (5/3/2021) malam.

Tak hanya itu Annisa Pohan berkicau di akun Twitternya menanggapi soal berita Partai Demokrat yang dipimpin suaminya, Agus Yudhoyono terbelah menjadi dua.

" Kok terbelah dua? wong yang datang ke kongres semua sudah bukan anggota sah," kicau Annisa.

Menantu SBY ini bahkan sampai mempersilahkan publik mengecek siapa saja yang datang di KLB. Tak segan ia sampai menuliskan hashtag #kongresbodong.

" Seluruh kader solid di satu komando. boleh di cek itu siapa aja yang hadir di #kongresbodong semua berpura-pura menjadi dpc atau dpd," lanjutnya.

Juara tiga Gadis Sampul 1997 bahkan menyebut kalau itu termasuk pelanggaran hukum.

" Melanggar hukum itu pura-pura punya jabatan dan suara padahal palsu," ujar dia.

SBY Ungkit Masa Lalu Menyesal dan Malu Pada Moeldoko

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mengungkap kecewaannya terhadap Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Bahkan ia mengungkit masa lalu, semasa menjabat presiden, ketika SBY mempercayai Moeldoko untuk menjadi Kepala Staf Angkatan dan Panglima TN.

Mantan Menteri Pertambangan Energi (sekarang ESDM) dan Presiden dua periode. SBY dua kali mengalahkan Megawati Soekarnoputri dalam Pemilu langsung Presiden 2003 dan Pilpres 2009.

Namun SBY tak mampu menyembunyikan kekecewaannya terkait digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Sumatera Utara, Jumat kemarin.

Baca juga: Agus Harimurti Seret Presiden Joko Widodo Dalam Konflik KLB Partai Demokrat di Sumut

Baca juga: KLB Partai Demokrat akan Dilaporkan ke Polisi, Lokasi KLB di Hotel Dijaga Ketat Anggota Polri

Kongres itu telah menetapkan Kepala Staf Presiden Moeldoko (63) sebagai Ketua Umum Demokrat. Menurut SBY, Moeldoko telah bersekongkol dengan “orang dalam” partai untuk “mengkudet” Ketua Umum Agus Harimurti Ydhoyono.

SBY menyebut Moeldoko bersekongkol menumbangkan kursi pimpinan Partai Demokrat dari anaknya Agus Harimurti Yudhoyono.

Tanggapan atas penyelenggaraan KLB di Sumatera Utara ini, dari jajaran DPP Partai Demokrat bereaksi keras dan menyebut penyelenggaraan KLB yang telah memilih Moeldoko itu melanggar konstitusi dan illegal.

Kader Demokrat Andi Arief menyebut KLB tersebut dianggap ilegal dan dilakukan orang-orang nekat.

Cuitan di akun twitternya, Andi Arief menilai, KLB nekat juga akan menghasil ketua “bondo nekat” alias Bonek.

Baca juga: ANDI ARIEF Sebut KLB Nekat Hasilnya Ketum Bonek:Bukan Hanya Abal-abal tapi Ghaib, Aya-aya Wae

"Wkwk wkwkk KLB menghasil Ketum Bonek," tulis Andi Arief di akun twitter-nya.

"Tanggapan saya ATAS penetapan Moeldoko sebagai ketua KLB Ilegal, apakah presiden boleh dimpeach oleh anggota DPR gadungan atau abal-abal” ungkap Andi Arief.

Menurut Andi Arief, secara landasan legalitas formal dan tidak sesuai aturan AD-ART.

SBY Kecewa

Selain mengungkapkan kekecewaannya, SBY menyampaikan respons terkait pelaksanaan KLB yang dimotori kader yang dipecat DPP dan anggota DPR RI Jhoni Allen Marbun dan kawan-kawan.

Dalam pernyataannya, seperti dikutip Tribunnews.com, Sabtu (06/03/2021) pagi, awalany SBY menyebut Moeldoko sangat tega. SBY menyebutnya Moeldoko “berdarah dingin”  mengkudeta putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum.

"Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam, benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," kata SBY di Perumahan Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat malam.

SBY menyebut Moeldoko tidak berjiwa ksatria, lantaran merebut posisi Ketum Partai Demokrat dengan cara ilegal dan inkonstitusional.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak teruji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral," kata Jenderal Purn (HON) Susilo Bambang Yudhoyono.

Perbuatan Moeldoko disebut SBY telah mempermalukan Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," kata SBY.

Kemudian, SBY mengungkapkan penyesalan pernah memberikan sejumlah jabatan kepada Moeldoko. Diantaranya memilih Moeldoko untuk menjadi Kasad 20 Mei 2013, menggantikan adik iparnya (ketika itu), Pramono Edhie Wibowo, yang memasuki masa pensiun.

Kemudian, Moeldoko diangkat menjadi Panglima TNI periode 2013 – 2015 menjelang akhir masa jabatan periode dan awal periode kedua Presiden SBY.

SBY mengungkapkan penyesalan dan rasa bersalahnya sambil mengelus dada.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko)," ungkap SBY sembari mengelus dada.

"Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," kata SBY.

Moeldoko Sebut KLB Sah

Sementara itu, begitu setelah dinyatakan terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko segera terbang ke Medan dan muncul di arena KLB di luar kota Medan, Sumatera Utara.

Kehadiran di Arena KLB, Moeldoko menyampaikan pidato politik pertamanya, Jumat malam.

"KLB ini adalah konstitusional, seperti yang tertuang dalam AD/ART," kata Moledoko.

Menurut Moeldoko, sebelum menerima amanah untuk dijadikan Ketua Umum Partai Dmeokrat ia terlebih dahulu memastikan bahwa KLB digelar sesuai AD/ART. Setelah memperoleh kepastian, ia pun menyatakan langsung menuju lokasi kongres.

"Sebelum saya datang ke sini, saya memastikan tiga pertanyaan yang tadi saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian. Setelah ada kepastian, Saya dengan sukarela datang kesini walaupun macetnya luarbiasa," kata dia.

Moeldoko mengatakan, keterpilihannya dalam KLB s merupakan bagian dari proses demokrasi. Ia menyatakan menghargai adanya peserta kongres yang memilih Marzuki Alie yang dicalonkan sebagai Ketum Demokrat

"Ada yang memilih Pak Moeldoko, ada yang memilih Pak Marzuki Alie, ini adalah sebuah demokrasi. Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara untuk memilih saya, saya tidak punya kekuatan," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved