Wong Kito

Mengenal Ahmad Rizali, Jeme Pagaralam, 'Orang Pasar' yang Kini Menjabat Kadis Perdagangan Sumsel

Istri saya, asli Jeme Lahat dan saat ini bertugas sebagai dokter Anatesi di RSMH Palembang. Alhamdulillah kami sudah dikaruniai tiga orang putra.

Penulis: pairat | Editor: Sudarwan
Dok Pribadi
Ahmad Rizali, Kepala Dinas Perdagangan Sumsel 

A: Ya meski saat ini kita tahu, kita bahkan dunia, semua tengah diuji betapa berdampaknya pandemi covid-19 ini terutama untuk sektor kita perdagangan.

Namun hidup terus berjalan kita tak boleh menyerah, maka dari itu ada beberapa langkah yang akan kita lakukan ke depannya:

Pertama: Kita berencana akan merevitalisasi pasar rakyat/pasar tradisonal atau yang familiar dengan Kalangan di daerah-daearah di wilayah Sumsel, nantinya akan dikucurkan dana melalui APBN maupun APBD.

Sehingga harapannya pelaku usaha di daerah akan kita bina baik dari segi sumber daya manusinya maupun komoditinya.

Kedua: Peran kita terus berupaya menjaga agar bahan pokok/kebutuhan masyarakat tetap ada ketersediannya tentu dengan harga yang stabil dan tidak ada terjadi lonjakan harga.

Ketiga: Kita berusaha meningkatkan komoditi di bidang pertanian, seperti usaha karet, sawit cpo dan juga usaha kopi di Sumsel.

Ini akan kita bongkar habis, bagaimana upaya kita merangkul pelaku usaha ini agar bisa bersaing sehat dengan kualitas dan harga para peng-eksportir dari daerah lain.

Sehingga kalau misal komoditi kita berkualitas tentu tidak-menutupkemungkinanan permintaan ekspor akan naik dan tentu dengan harga bersaing.

Dan kemarin di tahun 2017 sudah kita coba di komoditi kopi melakukan ekspor melalui pelabuhan Boom baru Palembang, mudah-mudahan menyusul komoditi asal Sumsel lainnya.

S: Baru-baru ini banyak pedagang Pasar 16 Ilir Palembang gulung tikar. Apakah ini memang murni dampak dari covid-19 atau pengaruh juga dari retribusi yang dibebankan kepada penyewa/pejual, bagaimana solusi anda?

A: Sebenarnya kalau mau disimpulkan dampak karena pandemi covid-19 tentu ya, karena daya beli masyarakat sepi akhirnya para pedagang banyak juga yang gulung tikar sementara, di samping memang harus bayar retribusi.

Upaya yang harus diutamakan memang bagaimana untuk meningkatkan daya beli warga ke Pasar 16.

Sebagian persepsi orang memang merasa khawatir untuk bertransaksi secara langsung di tengah kondisi pandemi.

Jadi solusinya para pedagang harus tetap ketat menaati peraturan kesehatan, terutama penggunaan masker, jaga jarak dan juga rajin cuci tangan selama transaksi berlangsung.

Dan satu lagi dalam waktu dekat tentu kita kan merangkul para pedagang utuk melakukan vaksinasi pencegahan covid-19.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved