Konflik Partai Demokrat
Moeldoko Mulai Risih Ditekan dan Dituduh Kudeta Partai Demokrat
Kepala Staf Presiden Moeldoko mulai rishi atas tuduhan “mengkudeta” pemimpin Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
SRIPOKU.COM – Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal Purn Moeldoko mengatakan, merasa rishi atas pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait rumor kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Moeldoka mengatakan, ia merasa isu ini sudah selesai. Namun berbagai komentar ditujukan terhadap Moeldoko merasa ditekan.
Moeldoko mengakui sepekan terakhir tengah ia sibuk menyiapkan pernikahan putrinya, sehingga tidak mengikuti perkembangan terkait kudeta Partai Demokrat.
Baca juga: Nama Moeldoko Muncul di Survei Eletabilitas Calon Presiden 2024, Lihat Hasil Survei Elektabilitasnya
Baca juga: Demokrat Not for Sale, SBY Turun Gunung Sindir Moeldoko: Saya Benteng dari Perusak Partai
Sebelumnya, petinggi Partai Demokrat SBY meyakini bahwa langkah yang dilakukan Moeldoko terkait upaya kudeta meyakini di luar pengetahuan Presiden.
Sementara tenaga ahli kedeputian KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, terseretnya nama Moeldoko dalam polemik Partai Demokrat, tidak merugikan Presiden Joko Widodo.
Dikatakan, Moeldoko telah mengklarifikasi berkali-kali bahwa hanya bertemu teman-teman senior Partai Demokrat untuk ngobrol dan minum teh.
"Pertama begini, sama sekali tidak merugikan Presiden Jokowi. sama sekali tidak merugikan. Karena, itu kan juga sudah berkali - kali Pak Moeldoko itu sudah memberikan keterangan sebagai pejabat publik dia kepala staf kantor kepresidenan, teman - teman senior demokrat itu mau ketemu, mau jumpa, ngobrol, minum teh, foto- foto, ya sudah bubar," kata Ali seperti dikutip Tribunnewscom, Kamis, (25/02/2021).
Baca juga: Kedekatan SBY dengan Moeldoko Dimanfaatkan Orang untuk Kudeta Demokrat, Sebut Nama Ini
Ali Ngabalin menyatakan SBY justeru menyeret nama Moeldoko dalam polemik Partai Demokrat.
"Sebagai opinion leaders, Pak SBY itu kan senior kita orang sesepuh kita, mantan presiden, dua periode profesor, doktor, jenderal, Partai Demokrat itu kan. Partai itu kan elemen demokrasi jadi jangan memproduksi sebuah isu yang rakyat tidak terwakili dengan isu itu," katanya.
Ali menyarankan SBY agar memproduksi isu yang mewakili rakyat dan berkaitan dengan kepentingan publik. Isu yang membuat rakyat merasa terpanggil.
"Jadi supaya ada makna, ada yang ditinggalkan untuk kepentingan publik ada yang mengedukasi publik, ada yang tercerahkan dengan isu itu," katanya.
SBY mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat AHY, telah berkirim surat ke Presiden. Surat itu dikirim karena ada dugaan pejabat tinggi pemerintahan (Moeldoko) yang dekat dengannya mendukung Gerakan Pengambilan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD).
"Meskipun Partai Demokrat memiliki keyakinan, setidaknya harapan, bahwa isu keterlibatan pemimpin dan pejabat pemerintahan itu tidak terjadi, dan hal itu boleh jadi hanya merupakan fitnah atau pembusukan politik, secara moral Partai Demokrat memang perlu mengirimkan surat tersebut," kata SBY dalam video yang diterima Tribunnews.com, Rabu kemarin.
Dalam video itu, SBY menyinggung nama Moeldoko disebut sebagai pejabat yang diduga terlibat dalam isu kudeta partai tersebut.
SBY meyakini apa yang dilakukan Moeldoko terkait kudeta itu dilakukan tanpa sepengetahuan Presiden Jokowi.