Kudeta Militer Myanmar
TAK Mempan Didemo, PARA Dukun Bersatu Gelar Ritual Santet di Kuil: Tumbalkan Boneka Mirip Tentara
-Sejumlah masyarakat Myanmar menggunakan ritual dan santet sebagai bentuk anti militer di kota kuno Bagan pada Kamis, (18/02/2021).
Di antara yang paling percaya takhayul adalah para pemimpin militer yang terkenal sangat mendapat pengaruh pernujuman, numerologi, dan astrologi.
Situs arkeologi Bagan adalah situs Warisan Dunia UNESCO, dengan ribuan kuil berusia ratusan tahun tersebar di dataran berdebu.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Saat ini puluhan bangunan kuno di Bagan rusak akibat gempa bumi tahun 2016.
Militer bebaskan 23.000 tahanan dan kerahkan preman
Rakyat Myanmar semakin resah dengan tindakan junta militer.
Selain itu, muncul kabar bahwa militer telah mengerahkan preman untuk menciptakan kerusuhan.
Para preman tersebut diduga bekerja untuk militer dan berencana melakukan pembakaran, perampokan, dan meracuni sumur milik umum sebagaimana dilansir Intisari dari Arab News, Sabtu (13/2/2021).
Rakyat Myanmar juga semakin waswas setelah junta militer membebaskan 23.000 tahanan pada Jumat (12/2/2021) melalui amnesti.
Salah satu warga Hlaing di Yangon, Aye Kyu (54) mengatakan bahwa tetangganya berjaga-jaga di wilayah tempat tinggalnya setiap malam.
"Itu sangat mirip dengan situasi hanya beberapa hari sebelum penumpasan brutal militer terhadap pengunjuk rasa pada 1988."
“Mereka sekarang membutuhkan alasan untuk menindak kami. Jadi mereka menciptakan situasi kacau dengan membuat orang merasa tidak aman dan merespons dengan panik,” kata Aye.
Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:
“Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk melindungi kami. Polisi dan tentara bertindak layaknya preman bagi kami,” tutur Aye.
Hal senada juga diungkap warga Mingalar Taung Nyunt di Yangon, Ko Phyo.
"Kami akan mengadakan serangkaian pertemuan hari ini dan dalam beberapa hari mendatang untuk membuat patroli lebih sistematis," katanya kepada Arab News, Minggu (14/2/2021).