Kisah Suami Istri Urus 43 Anak di Panti Asuhan, Semua Diasuh Sendiri Meski Dalam Keterbatasan
Meski tak memasang plakat Yayasan Panti Asuhan Mata Hati atau menggunakan media sosial selalu ada saja rezeki yang diperoleh untuk anak-anak.
Dirinya ingin membesarkan mereka dengan berbagai upaya.
===
Uang Tabungan untuk Beli Gawai
Pandemi yang melanda seluruh dunia, menyebabkan anak-anak pasangan Arif dan Feratri harus belajar di rumah.
Puluhan anak ini memerlukan gawai untuk belajar di rumah karena tugas dikirimkan lewat aplikasi.
Uang tabungan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dan rencananya akan digunakan untuk membangun ruang tidur putri pun diurungkan.
"Agar anak-anak bisa belajar ditunda dulu membangun kamar putri, lebih baik digunakan untuk membeli gawai," ucap dia.
Feratri menjatah paket internet untuk anak-anaknya agar tidak digunakan untuk bermain video game.
Meski diakuinya, sebagian anak masih ada yang mencuri waktu untuk bermain melalui gawainya, hal itu dimaklumi karena memang usia belasan masih senang bermain.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sambil menggendong anaknya yang paling kecil, Feratri terus menceritakan suka duka mengasuh puluhan anak itu.
Meski sebagai manusia biasa, rasa lelah akan selalu muncul.
Namun pengalaman ditinggal kedua orang tuanya sejak kecil menjadi semangat untuk terus mengabdi.
Arif mengatakan, akan terus berjuang meski di masa sulit saat pandemi.
Meski ada bantuan, dia pun membuka warung kecil di rumahnya untuk tambahan operasional.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/feratri-rahmatilah-dan-anak-anak-asuhnya-di-yayasan-mata-hati-di-gunungkidul.jpg)