Wong Kito
Kisah Dwi Aryanto Pengrajin Mesin Tetas Telur Unggas Kini Beromzet Puluhan Juta, Mantan Hairstylish
dari kegemarannya pada hewan jenis unggas menjadikannya beralih profesi dengan menjadi pengrajin mesin tetas telur unggas.
Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tak ada yang lebih menyenangkan selain hobi yang dibayar.
Ungkapan di atas tepat dialamatkan untuk Dwi Aryanto sebab dari kegemarannya pada hewan jenis unggas menjadikannya beralih profesi dengan menjadi pengrajin mesin tetas telur unggas.
Keuntungan yang diperoleh pria yang akrab disapa Dwi ini hingga puluhan juta rupiah jika sedang ramai pesanan.
• Sriwijaya FC Terancam Tak Bisa Ikut Turnamen Pra Musim Jika Hal Terburuk Ini Terjadi?
"Saya senang memelihara ayam, burung, dan unggas lainnya.
Dari sana saya terpikir menciptakan mesin tetas telur yang praktis dan terjangkau karena merasa untuk menetaskan telur secara manual kurang efektif," ujar Dwi di workshop pembuatan mesin tetas telur di Jalan Wahid Ali, Palembang, Kamis (18/2/2021).
Mantan penata rambut profesional ini memulai usaha pembuatan mesin tetas telur sejak tiga tahun lalu.
Kini, bersama empat karyawannya, Dwi pun menerima pesanan dari berbagai kalangan seperti pencinta unggas hingga Dinas Peternakan.
"Waktu itu Dinas peternakan Palembang pesan tiga unit kapasitas 500 telur. Lahat pun mengajukan pesanan," jelas Dwi.
• Dua Sejoli Meninggal Dunia Pasca Motor Bertabrakan dengan Truk, Mata Ibu Korban Sempat Berkedut
Mesin tetas hasil rancangan Dwi berbahan dasar papan multipleks, roller, bola lampu, dan alat pengatur suhu.
Terdapat empat jenis mesin tetas yang ditawarkan Dwi yakni mesin tetas kapasitas 30 telur dengan harga Rp1 juta, kapasitas 50 b telur Rp1,3 juta, kapasitas 100 telur Rp1,6 juta, lalu kapasitas 500 telur Rp5 juta , dan 1000 butir Rp9 juta.
Desain mesin tetas yang minimalis dan mudah dioperasikan menjadi nilai plus.
Tak hanya itu, penggunaan listrik untuk mesin tetas pun relatif hemat sehingga menjadi pilihan konsumen.
"Konsumen bisa memilih warna untuk mesin tetas ini. Kami menawarkan custom untuk pemesan," kata Dwi.
Pemasaran produk mesin tetas pun tak hanya mengandalkan reseller di Kayuagung, Baturaja dan Lampung dan melalui akun sosial media Facebook.
• Sebelum Kabur dari RS Joko Zulkarnain Ternyata Terima Uang 10 Juta, Pemberinya Seorang Perempuan
Dwi mengatakan, agar bisa bertahan di bisnis yang berkaitan dengan hobi dia menyiasatinya dengan menyasar segmen menengah ke atas. Dengan sistem made by order, Dwi pun tak mengalami penumpukan produk karena tidak ada permintaan.
"Mereka enggak ada krisis. Saat memutuskan untuk menjalankan bisnis yang berbasis hobi tentukan dulu pasarnya." kata Dwi.