Berita Lubuklinggau
17 Ribu Warga Kota Lubuklinggau Hidup Miskin, Dinsos : Pandemi Covid-19 tidak Langsung Jatuh Miskin
Kepala Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Ritonga menyampaikan ribuan warga miskin ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan Dinsos Kota Lubuklinggau
SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Saat ini sebanyak 17.443 kepala keluarga (KK) di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan masuk dalam kategori warga miskin.
Ribuan KK ini masuk dalam kategori keluarga miskin karena taraf hidup dibawah standar kelayakan yang ditetapkan pemerintah oleh pemerintah pusat saat ini.
Kepala Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Ritonga menyampaikan ribuan warga miskin ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan Dinsos Kota Lubuklinggau bulan Oktober tahun lalu.
"Tahun 2020 kemarin kita dua kali melakukan validasi data per Januari dan bulan Oktober, untuk 17.443 KK ini merupakan hasil data bulan Oktober," kata Ritonga pada wartawan, Senin (15/2/2021).
Ritonga menjelaskan, angka kemiskinan di Kota Lubuklinggau di bulan Oktober sebenarnya mengalami penurunan bila dibandingkan dengan waktu pendataan dibulan Januari lalu.
"Waktu dibulan Januari jumlah warga miskin yang terdata sebanyak 18.813 KK sementara di bulan Oktober turun menjadi 17.443 KK. Ada penurunan kurang lebih sebanyak 1.370 KK," ungkapnya.
Menurutnya, penurunan jumlah warga miskin di Kota Lubuklinggau saat ini dikarenakan adanya perubahan cara sistem pendataan yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, banyak warga miskin yang sudah meninggal dan pindah.
"Updating data itu diawali tahun 2015, karena data awal itu kewenangan dari BPS, kemudian tahun 2017 kewenangan dari Kemensos. Sejak saat itu kita melakukan validasi data bulan Oktober 2017 yang disebut mekanisme pemutakhiran mandiri," ujarnya.
Kemudian di tahun 2018 Dinsos Lubuklinggau kembali melakukan pemutakhiran data dan melakukan penetapan setahun sekali, lalu tahun 2019 sistem validasi data kembali berubah menjadi menjadi dua kali.
Baca juga: Pedagang Gorengan di Lubuklinggau tidak Sedikan Gorengan Tahu dan Tempe, Ternyata Ini Penyebabnya!
Baca juga: Jangankan Untung Balik Modal Pun Tidak, Pengrajin Tahu Tempe di Lubuklinggau Mogok Produksi
Baca juga: SOPIR Angkot yang Gagal Jadi Walikota Lubuklinggau, Ini Kisah Toyeb Rakembang Anggota DPRD Sumsel
"Sistemnya persemester, kemudian rencana tahun 2020 kemarin dilakukan pendataan per tiga bulan, namun karena pandemi Covid-19 akhirnya hanya dilakukan dua kali saja," ungkapnya.
Ritonga menambahkan, melihat hasil pendataan meski pandemi Covid-19, tingkat kemiskinan di Kota Lubuklinggau tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
"Karena memang posisinya, orang saat pandemi Covid-19 ini tidak langsung jatuh miskin, mereka (warga miskin) hanya tidak bisa beraktivitas seperti biasa, artinya bukan otomatis langsung jadi miskin," ujarnya. (Joy/TS)