Baku Tembak Aparat Dengan KKB Papua Selam 5 Jam, Terdengar Letusan 3 Kali. Begini Kondisi Terkini
Baku tembak antaran aparat dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih menyebutkan penembakan terjadi sekitar pu
Adanya KKB berakibat pada ketakutan warga hingga beberapa di antara mereka terpaksa mengungsi.
Bahkan bupati dan jajarannya mengaku tak berada di kantor pemerintahan di Sugapa dengan alasan keamanan.
Malam-malam bisa datangi warga
Natalis mengaku, bahwa dirinya juga diancam oleh KKB.
Termasuk pula jajaran pegawai pemerintahan, mendapatkan ancaman dari KKB.
Menurutnya KKB meminta bantuan makanan hingga uang dengan bersenjata lengkap ke rumah-rumah warga.
"Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman. (KKB) minta bantuan uang atau makanan, kalau tidak dikasih (KKB) malam-malam walau dingin dan hujan mereka bisa menuju ke rumah dengan senjata lengkap," papar Natalis, saat dihubungi, Senin (8/2/2021).
Ancaman eksekusi
Menurutnya, KKB tak segan-segan melakukan tindakan kekerasan kepada warga yang menolak memberikan bantuan.
"Kalau tidak dikasih mereka eksekusi. Buktinya ada dua warga ditembak karena dianggap dekat dengan aparat. Jadi kalau tidak kasih karena kebetulan tidak ada, lalu dibilang kamu merah putih, jadi kita juga disiksa," kata dia.
Kekhawatiran Natalis itu juga berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
"Jadi itu keadaan real yang terjadi, kami dengan TGPF saja ditembaki. Wakapolda naik pesawat saja ditembaki, itu di kota loh," sambung Natalis.
Bupati pindah ke Nabire
Natalis mengatakan jajaran aparat pemerintahan Intan Jaya kini tidak berada di ibu kota, Sugapa, namun pindah ke Nabire.
Mereka kini sedang menyiapkan APBD 2021.