Kabar Nusantara

ANALISA Media Asing: JIKA tak Ditangani Serius, Papua Bisa Lepas dari Indonesia, Ini Penyebabnya

Sampai sekarang kenyataannya banyak warga asli Papua yang menghadapi rasisme di luar Pulau Papua terutama dari warga Non-Papua di Indonesia.

Editor: Wiedarto
istimewa/tribun manado
ilustrasi KKB Papua 

Pada beberapa kasus, warga Papua juga menerima hinaan fisik dan verbal dari massa karena menyampaikan keluhan mereka kepada pemerintah Indonesia.

Rasisme juga sering ditemukan di media populer yang menggambarkan warga Papua sebagai primitif atau tidak berpendidikan.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Hal itu mendorong lebih banyak lagi stereotipe negatif yang dipercayai oleh beberapa warga Indonesia.

Beberapa kasus prasangka terhadap warga Papua berasal dari pengabaian, tapi hal itu menjadi masalah berbahaya ketika aksi itu dihubungkan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Salah satu contoh utamanya adalah kasus serangan Surabaya Agustus 2019 lalu, saat anggota DPRD meneriakkan seruan ejekan kepada mahasiswa Papua di tempat mereka tinggal.

Saat itu, pelaku merasa tindakannya dibenarkan, karena menghadapkan mahasiswa terkait penodaan bendera nasional, sebuah tuduhan yang tidak pernah terbukti sampai saat ini.

Kejadian itu tunjukkan jika ada "perasaan nasionalisme semu" yang melekat dengan rasisme terhadap masyarakat Papua.

Kejahatan kebencian entah bagaimana secara keliru dikaitkan sebagai tindakan patriotisme, kepercayaan yang didasarkan pada generalisasi berlebihan jika semua orang asli Papua terkait akan itu.

Pandangan yang salah mengenai rasisme disamarkan sebagai patriotisme yang diamini warga Indonesia non-Papua ini telah membaurkan garis antara masalah sosial dan politik di Indonesia.

Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:

Sayangnya, keyakinan akan masalah ini telah menciptakan konsepsi yang salah bahkan di antara akademisi dan pejabat pemerintah Indonesia.

Diskusi mengenai topik ini sering dianggap sensitif dan tabu di pihak publik.
Meski begitu pembatasan pembahasan rasisme terhadap Papua tidak akan menyelesaikan konflik ini.

Untuk memahaminya kita perlu kembali dan memahami sifat dari Konflik Papua.

Separatisme adalah bentuk bangkitnya medan perang yang menempatkan pengaruh dan narasi politik sebagai cara mencapai kemenangan.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved