Vaksin covid19
Vaksin, Kepercayaan Publik Dan Pemulihan Ekonomi
Vaksin menjadi perbincangan hangat dan trending topik hampir di seluruh dunia saat ini baik di media elektronik dan media sosial.
Oleh : Dr. Markoni Badri, MBA
Dosen Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Sriwijaya dan Magister Manajemen Universitas Sriwijaya
Vaksin menjadi perbincangan hangat dan trending topik hampir di seluruh dunia saat ini baik di media elektronik dan media sosial.
Perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana keampuhan dan efektivitas uji vaksin untuk mengatasi covid 19
Pandemic goblal sudah berlangsung hampir satu tahun dan tampaknya belum menujukkan tanda tanda akan berakhir.
Bahkan tahun 2021 cenderung meningkat, apalagi dengan muculnya covid varian baru di Inggris yang menggemparkan dan membuat banyak negara semakin panik.
Tatanan ekonomi di hampir seluruh negara didunia tak terkecuali negara maju seperti Amerika, Inggris, China dan Negara Negara di Eropa mengalami kemunduran akibat Pandemic.
Untuk mengatasi pandemic ini, banyak negara mengerahkan segala sumber daya berlomba untuk menciptakan vaksin.
Negara Negara, seperti Amerika, China, negara Negara Eropa, termasuk Indonesia menggelontorkan dana milyaran dolar untuk membuat dan melakukan uji coba vaksin. Indonesia menyiapkan anggaran sebesar 73 Triliun untuk vaksin Corona (CNN Indonesia, 13 Januari).
Meskipun Vaksin bukan merupakan obat untuk menyembuhkan covid 19 tapi paling tidak diharapkan dapat memperkuat ketahanan tubuh dan mengurangi penyebaran yang begitu cepat sehingga masyarakat diharapkan dapat terbebas dari persoalan ini
Pemerintah Indonesia dalam mengatasi pandemic ini, telah melakukan beberapa langkah strategis, antara lain dengan membeli vaksin Sinovac dari China.
Pada bulan Desember 2020 pemerintah telah mendatangkan 1.8 juta dosis vaksin Sinovac dan Januari 2021 sebanyak 45 juta dosis vaksin Sinovac.
Selain itu, Pemerintah juga sedang melakukan proses pembuatan dan uji vaksin, didalam negeri sendiri yang dikenal dengan vaksin merah putih.
Presiden Jokowi pada tanggal 13 Januari, menjadi orang yang pertama di Indonesia disuntik Vaksin Sinovac, kemudian diikuti beberapa pejabat Negara dan tokoh masyarakat termasuk Raffi Ahmad sebagai perwakilan Milineal dalam rangka membuktikan kesungguhan pemerintah untuk meyakinkan dan membangun kepercayaan masyarakat.
Pesan penting yang disampaikan Presiden Jokowi berkaitan dengan vaksinasi ini antara lain,
pertama adalah untuk memutus mata rantai penularan virus covid 19;
kedua perlindungan kesehatan bagi masyarakat;
ketiga adalah memberikan keselamatan dan keamanan warga dan terakhir yaitu mempercepat proses pemulihan ekonomi.
Namun demikian yang menjadi persoalan dan pertayaan mendasar adalah kenapa sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang skeptis dan meragukan vaksinasi, terutama vaksin Sinovac.
Berbagai alasan yang dikemukan sebagian besar masyarakat mulai dari tingkat keamanan, kehalalan vaksin, efektifitas dan efikasi vaksin, tahapan uji klinis vaksin termasuk asal negara pembuat vaksin
Kepercayaan Publik
Pro dan kontra vaksinasi dibanyak negara, termasuk Indonesia, berpengaruh pada keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
Terlebih lagi vaksin Sinovac, yang diproduksi di China yang menjadi salah satu merek vaksin yang digunakan.
Beberapa kalangan awal nya mempertanyakan kehalalan, keamanan dan juga efek samping yang mungkin terjadi dengan penggunaan vaksin Sinovac tersebut.
Selain itu, kesimpang siuran pemberitaan terutama di media sosial semakin menambah kehawatiran dibanyak kalangan.
Pemberitaan di berbagai media mengindikasikan banyak kalangan yang menolak untuk divaksin, termasuk beberapa tenaga kesehatan, mencerminkan masih rendahnya kepercayaan publik akan vaksin Sinovac.
Apalagi setelah anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning, dalam rapat kerja DPR RI di Komisi IX dengan lantang menolak untuk di vaksin.
Sebagai politisi dari partai pendukung pemerintah dan berlatar belakang pendidikan dokter, jelas menimbulkan banyak pertanyaan dikalangan masyarakat.
Ada semacam kecemasan dan ketidak percayaan terhadap Vaksin Sinovac tersebut.
Bahkan Ripka Tjiptaning mempertanyakan perbedaan harga vaksin sinovak, mulai dari harga murah sampai harga yang mahal.
Tentu saja harga tersebut secara teori ekonomi akan mencerminkan kualitas produk.
Lebih lanjut Ribka Tjiptaning mempertanyakan jenis vaksin mana kelak yang akan diberikan secara gratis kepada masyakat, sesuai dengan janji Presiden.
Jelas hal ini akan banyak berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat.
Untuk meyakinkan dan membangun kepercayaan publik, Pemerintah melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa kehalalan vaksin Sinovac dari China tersebut, setelah melalui penelitian yang mendalam.
Begitu juga dengan tingkat keamanan dari vaksin Sinovac, Badan POM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA).
Oleh karena itu, Presiden Jokowi bersedia menjadi orang pertama di Indonesia disuntik vakisin Sinovak dan di siarkan melalui Media Televisi dengan disaksikan jutaan pemirsa.
Positioning yang dibangun Pmerintah dengan Tagline “HALAL dan AMAN” merupakan bagian dari komunikasi politik untuk meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Mensitir apa yang dikemukakan Francis Fukuyama (2009) bahwa kepercayaan merupakan harapan yang timbul dari masyarakat dimana semua anggota harus bertindak dalam batas norma, dengan keteraturan, kejujuran, dan kerjasama.
SedangkanDasgupta (1988). menyatakan bahwa kepercayaan merupakan suatu sikap untuk mempercayai individu dan kelompok dengan tingkatan tertentu yang saling berhubungan.
Dengan demikian, kepercayaan masyarakat merupakan sebuah harapan yang dipegang oleh individu atau kelompok ketika perkataan, janji, pernyataan lisan atau tulisan dari seseorang individu atau kelompok lainnya dapat diwujudkan.
Membangun kepercayaan publik bukanlah perkara mudah.
Pemerintah, beserta instansi terkait harus pro aktif tidak hanya memberikan pemahaman tapi memberikan contoh dan secara berkesinambungan membangun pesan komunikasi untuk dapat meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan publik.
Pemulihan Ekonomi
Selama masa pandemic, kegiatan ekonomi masyarakat dan pelaku usaha menjadi sangat terbatas.
Hal ini disebabkan karena kehawatiran akan covid 19 dan adanya pemberlakuan aturan aturan yang mempersempit ruang gerak aktivitas ekonomi.
Akibat nya roda ekonomi nyaris terhenti.
Krisis ekonomi dirasakan oleh semua pelaku usaha mulai dari usaha kecil sampai pelaku usaha berskala besar.
Pertumbuhan ekonomi secara nasional sepanjang tahun 2020 mengalami pertumbuhan minus.
Pada kuartal II ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 5,36 persen, kemudian adanya sedikit kemajuan dimana pertumbuhan masih bertengger pada minus 3,49 persen bahkan kuartal ke empat pun masih mengalami pertumbuhan minus lebih kurang sebesar 2 persen.
Kehadiran vaksin Covid-19 diharapkan mampu memulihkan berbagai kegiatan ekonomi yang selama ini selama ini terkendala.
Dengan mulai bergeraknya sektor-sektor ekonomi produktif akan mendorong efek ganda (multiplier effect) dan nantinya diharapkan dapat memacu lebih cepat proses pemulihan ekonomi nasional.
Jika nanti vaksinasi dapat dianggap berhasil, penyebaran virus corona mulai berkurang dan masyarakat mulai pulih kesehatannya.
Masyarakat mulai dapat beraktivitas kembali meskipun tidak seperti semula.
Hal ini akan mendorong aktivitas ekonomi global, termasuk Indonesia.
Akibat nya aktivitas usaha baik secara mikro maupun makro akan mendorong proses efek ganda.
Misalnya ketika penerbangan mulai normal, akan berdampak pada kegatan bisnis lain nya, seperti bisnis hotel, restauran, transportasi, kegiatan wisata.
Semua ini secara otomatis akan merimbas pada aktivitas ekonomi mikro.
Banyak usaha usah UMKM yang akan kembali bangkit.
Pelaku usaha tentusaja akan mempekerjakan dan merekrut karyawan baru.
Efek domino yang dihasilkan akan terus berlangsung dan akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bila scenario ini dapat berjalan dengan baik, maka pemulihan ekonomi akan cepat terwujud jika tidak maka Indonesia akan mengalami kerisis ekonomi yang berkepanjangan.
Proses pemulihan ekonomi Indonesia tentusaja erat hubungan nya dengan kepercayaan publik.
Maka mebangun kepercayaan publik sangat penting.
Jika vaksinasi menujukkan dampak positif dan publik merasa aman dan percaya, dengan sendirinya roda ekonomi akan berputar dan ekonomi mulai pulih kembali.