Mengapa Rabi'ah Adawiyah Tidak Menikah? Begini Kisah Tentang Wanita Suci Ini Menurut Buya Yahya
Rabi’ah al-Adawiyah adalah salah satu dari ulama sufi perempuan yang sangat disegani dalam sejarah peradaban Islam, termasuk soal ajaran cinta.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Untuk berusaha mendapatkan Rabi’ah sebagai istrinya, laki-laki itu sanggup memberikan mahar perkawinan sebesar 100 ribu dinar dan menulis surat kepada rabi’ah kepada Rabi’ah bahwa ia masih memiliki gaji sebanyak 10 ribu dinar tiap bulan.
Tetapi dijawab oleh Rabi’ah, ”Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu akan engkau berikan kepadaku, atau engkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya untuk beberapa saat.”
Baca juga: Ini Amalan Doa yang Dianjurkan Syekh Ali Jaber, Hal Istimewa di Hari Jumat, Sumber Pahala Berlimpah!
Dalam kisah lain disebutkan, ada laki-laki sahabat Rabi’ah bernama Hasan al-Bashri yang juga berniat sama untuk menikahi Rabi’ah.
Bahkan para sahabat sufi lain di kota itu mendesak Rabi’ah untuk menikah dengan sesama sufi pula.
Karena desakan itu, Rabi’ah lalu mengatakan, “Baiklah, aku akan menikah dengan seseorang yang paling pintar di antara kalian.”
Mereka mengatakan Hasan al-Bashri lah orangnya.
Setelah itu, datanglah Hasan al-Bashri menemui Rabi'ah dan mengatakan untuk menjadikan Rabi'ah sebagai istrinya.
Rabi’ah kemudian mengatakan kepada Hasan al-Bashri,
“Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu.”
Hasan al-Bashri berkata, “Bertanyalah, dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu.”
“Pertanyaan pertama,” kata Rabi’ah, “Apakah yang akan dikatakan oleh hakim dunia ini saat kematianku nanti, akankah aku mati dalam husnul khatimah atau suul khatimah?”
Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui yang dapat menjawab.”
“Pertanyaan kedua: “Apa yang akan Anda katakan, jika ragaku telah diletakkan di bumi pemakaman, dan telah menanyaiku Munkar-Nakir, apakah aku mampu menjawab pertanyaan darinya?”
Hasan menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.”
Baca juga: Doa Setelah Tahajud dan Witir di Sepertiga Malam, Cek Disini Lengkap Dengan Panduan Sholatnya
Rabi’ah al-Adawiyah mengajukan pertanyaan yang ketiga:
"Jika manusia telah diarak, di akhirat kelak, masing-masing dari mereka menerima kitab amal perbuatannya, dan aku telah benar-benar menerima kitab amal-perbuatanku, di tangan mana aku menerimanya, apakah tangan kiri atau tangan kanan?
Hasan kembali menjawab, “Hanya Allah Yang Maha Tahu. “
Pertanyaan terakhir: "Pada saat Hari Perhitungan nanti, jika telah dipanggil manusia, beberapa di antara mereka ada yang di syurga, ada yang di neraka, di manakah aku berada di antara dua golongan ini?”
Hasan lagi-lagi menjawab seperti jawaban semula bahwa hanya Allah saja Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu.
Setelah semua pertanyaan, dijawab oleh Hasan Basri, Rabi’ah mengatakan: Seseorang yang baginya ghaib tentang empat hal ini, bagaimana dia disibukkan dengan pernikahan?
"Wahai Hasan", Rabi’ah melanjutkan perkataannya, "Kabarkan kepadaku, berapa bagian Allah membagi akal?"
"Sepuluh bagian," kata Hasan Bashri. "Yaitu sembilan bagian diperuntukkan laki-laki dan satu bagian diperuntukkan perempuan."
"Lalu, berapa bagian Allah membagi nafsu?" tanya kembali Rabi’ah.
"Sepuluh bagian. Yaitu sembilan bagian diperuntukkan perempuan dan satu bagian diperuntukkan laki-laki," jawab Hasan Basri..
“Wahai Hasan,” kata Rabi’ah.
"Aku dianugerahi kemampuan menjaga sembilan bagian nafsu dengan satu bagian akal. Dan engkau tidak mampu menjaga satu bagian nafsu dengan sembilan bagian akal."
Hasan Bashri, Waliyullah, Ulama’, Ahl Haqiqah di angkatan tabi’in ini menangis dari apa yang dikatakan Rabi’ah al-Adawiyah. Dan Dia-pun keluar dari kediaman Rabi’ah.
Baca juga: Mintalah Satu Hal Ini Setiap Selesai Menunaikan Sholat Niscaya Permohonan Lainnya Ikut, Paling Utama
SUBSCRIBE US