Breaking News

Mengapa Rabi'ah Adawiyah Tidak Menikah? Begini Kisah Tentang Wanita Suci Ini Menurut Buya Yahya

Rabi’ah al-Adawiyah adalah salah satu dari ulama sufi perempuan yang sangat disegani dalam sejarah peradaban Islam, termasuk soal ajaran cinta.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Tangkap layar YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya cerita tentang wanita suci bernama Rabi'ah Adawiyah yang tidak menikah 

Karena saking cintanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabi’ah pernah berujar bahwa ia tidak mendambakan surga serta tidak takut kalau dimasukkan neraka.

Rabi’ah dikenal sebagai hamba yang sangat patuh serta taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahkan setiap embusan napasnya selalu diiringi dengan dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Taa’ala.

Dalam urusan beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ia adalah orang yang sangat istiqomah.

Ketaatan yang begitu tinggi kepada Allah membuatnya dikenal sebagai waliyullah atau wali Allah.

Wanita suci ini sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah.

Sebab, menurut Rabi’ah, jalan tidak menikah merupakan tindakan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian.

Menurut Abdul Mun’in Qandil, Rabi’ah termasuk dalam kelompok manusia yang mempunyai naluri yang tinggi, melebihi manusia biasa.

Baca juga: Amalan Dahsyat Diajarkan Syekh Ali Jaber, Mulai Bangun hingga Tidur serta Amalan Berkah Hari Jumat

Keinginannya yang bersifat manusiawi telah tunduk dan menyerah di bawah keinginan yang suci karena kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar sudah tidak sama dengan manusia-manusia lainnya.

Dorongan seksual tidak lagi sebagai gangguan dalam dirinya, sekalipun tidak terpenuhi dengan perkawinan.

Kondisi demikian dalam psikologi dapat disebut dengan substitusi yaitu suatu cara untuk menghilangkan sebab-sebabnya.

Keinginan Rabi’ah yang bersifat manusiawi telah dialihkan atau dipuaskan (disubstitusikan) dengan rasa cinta kepada Allah Swt.

Padahal, tidak sedikit laki-laki yang berupaya untuk mendekati Rabi’ah dan bahkan meminangnya.

Di antaranya adalah Abdul Wahid bin Zaid, seorang yang dihormati dan berpengaruh dalam masyarakat pada waktu itu.

Abdul Wahid meminta temannya untuk menjadi perantara kepada Rabi’ah namun ketika perantara itu menemuinya Rabi’ah kemudian berkata: “Wahai orang yang bernafsu kepadaku, carilah wanita yang bernafsu sepertimu."

Baca juga: Agar Dimudahkan Bisa Berangkat Haji dan Umrah, Silahkan Amalkan dan Baca Doa Ini

Laki-laki lain yang pernah mengajukan lamaran kepada Rabi’ah adalah Muhammad bin Sulaiman al-Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah (w. 172 H).

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved