Dahulukan Vaksin Covid-19 d untuk Teroris, Joe Biden Dikritik

Perintah itu ditandatangani pada Rabu (27/1/2021) oleh Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Kesehatan Terry Adirim, setelah ditunjuk Biden

Editor: aminuddin
zoom-inlihat foto Dahulukan Vaksin Covid-19 d untuk Teroris, Joe Biden Dikritik
internet
Presien AS Joe Biden

Rencana vaksinasi itu dilakukan di tengah kekurangan dosis yang telah menghambat upaya inokulasi di seluruh AS.

Baru sekitar 26 juta orang AS yang telah divaksinasi sejauh ini.

Tom Von Essen, yang menjadi Komisaris Pemadam Kebakaran kota selama 9/11, meminta pemerintah tidak main-main dalam hal ini.

Menurutnya, pemerintah konyol jika memberikan vaksin kepada orang-orang tidak berprikemanusiaan di Teluk Guantanamo terlebih dulu, sebelum setiap penduduk Amerika Serikat mendapatkannya.

“Ini benar-benar gila,'' kata Von Essen kepada New York Post.

John Feal, pengawas pembongkaran di tumpukan Ground Zero, juga menyampaikan kritik pada pemerintah.

Baginya, fakta bahwa komunitas 9/11 tidak bisa mendapatkan vaksin, sedangkan teroris didahulukan menunjukkan betapa terbelakangnya pemerintah AS saat ini.

“Itu hal paling menggelikan yang pernah saya dengar.

Itu merupakan penghinaan bagi orang-orang yang berlari ke menara dan terbunuh dan mereka yang bekerja di tumpukan selama berbulan-bulan dan sakit."

Baca juga: WNA dari 30 Negara ini Dilarang Masuk Joe Biden, Termasuk Inggris Terkait Varian Baru Covid-19

Elise Stefanik, Anggota DPR Partai Republik New York, berkata, "Tidak dapat dimaafkan dan tidak mencerminkan kebangsaan Amerika, jika Presiden Biden memilih memprioritaskan terpidana teroris di Gitmo daripada senior atau veteran AS yang rentan."

Letnan Michael O’Connell, pensiunan petugas pemadam kebakaran New York yang terlibat dalam pencarian dan penyelamatan pada 9/11, menilai rencana itu benar-benar menjijikkan.

"Para teroris ini melakukan kejahatan, tetapi para patriotlah yang harus menunggu untuk divaksinasi," keluhnya kepada New York Post.

Vaksinasi Guantanamo akan diberikan secara “sukarela” sesuai dengan kebijakan Pentagon.

Persetujuan penerima diperlukan saat menerima pengobatan ini sesuai dengan aturan yang disetujui oleh FDA.

Vaksin Moderna dan Pfizer saat ini diizinkan hanya untuk penggunaan darurat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved