Breaking News

Tak Ada Perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang Tahun Ini

"Setiap perayaan Cap Go Meh itu biasanya mendatangkan 40 ribu orang. Suasana lagi Covid-19 ini resikonya besar terjadinya paparan,"

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM
Warga Palembang mulai memadati kawasan digelarnya Puncak Cap Go Meh di Pulo Kemaro, Kamis (6/2/2020) 

Laporan wartawan Sripoku.com,  Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perayaan Cap Go Meh, puncak dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa), di Pulau Kemaro yang menjadi salah satu destinasi wisata tahunan di Palembang, pada tahun ini terpaksa ditiadakan. 

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani, menjelaskan pihaknya menyetujui yang dikeluarkan Yayasan Toa Pekong sebagai (penanggung jawab penyelenggaraan perayaan Cap Go Meh)  yang meniadakan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang.

Ditiadakannya perayaan hari besar Tionghoa itu, dikarenakan saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Beredar Video Ikan Menyerupai Paus Terdampar di Sungai Kong Tulung Selapan OKI, Kondisi Masih Hidup

"Saat ini kita tahu sendiri masih dalam pandemi, memang sudah seharusnya ditiadakan karena memicu keramaian," katanya, Senin (25/1/2021).

Dijelaskannya,  jika sesuai jadwal, event perayaan Cap Go Meh bakal berlangsung pada tanggal 24-25 Febaruari 2021 mendatang.

Namun karena penyelenggaraan mengundang kepadatan wisatawan yang datang ke Pulau Kemaro, keputusan yang dilakukan Yayasan Toa Pekong menjadi kebijakan tepat dinilai Isnaini merupakan langkah tepat.

Dalam setiap perayaan Cap Go Meh, setidaknya ada sekitar 40 ribu orang dari kota Palembang hingga mancanegara memadati Pulau Kemaro.

Baca juga: Video Kabid Humas Polda Sumsel : Kematian Dr Jamhari Murni Serangan Jantung

Dengan jumlah masyarakat yang mencapai puluhan ribu tersebut,  dikhawatirkan jika Cap Go Meh tetap berlangsung bakal menjadi salah satu potensi klaster Covid-19.

"Setiap perayaan Cap Go Meh itu biasanya mendatangkan 40 ribu orang. Suasana lagi Covid-19 ini resikonya besar terjadinya paparan," tegas Isnaini. 

Sebelumnya, Pimpinan Yayasan Toa Pekong, Basukitelah mengeluarkan surat edaran bahwa tidak melaksanakan tradisi rutin tahunan tersebut setelah hari Imlek.

Pihaknya menilai, kebijakam tersebut harus diambil karena Palembang kembali berada di zona merah atau tingkat risiko penyebaran Covid-19 yang tinggi.

Baca juga: LaporCovid19 Kewalahan Terima Laporan Pasien Ditolak Gara-Gara RS Penuh, Kemenkes belum Ada Solusi

Selaras dengan surat edaran yang  dikeluarkan, Yayasan Toa Pekong juga tidak menyediakan jembatan penyebrangan dari PT ISM Bogasari ke Pulau Kemaro maupun tongkang dari tempat Ibadat Tridharma Hong Tiong Bio dan dermaga tangga batu 16 Ilir.

"Mengurangi penyebaran virus corona  kami tidak mengadakan Cap Go Meh. Untuk jembatan penyebrangan ke Pulau Kemaro juga kita tiadakan," ungkap Basuki.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved