Sempat 3 Kali Tensi, Prof Yuwono Disuntik Vaksin di RS Pusri: Saya Tidak Anti Vaksin

Tentang efek samping dari vaksin, Prof Yuwono menegaskan,  efek samping vaksin masih bisa terjadi seperti alergi, namun tidak menyebabkan kematian

Penulis: maya citra rosa | Editor: aminuddin
maya citra rosa
DIVAKSIN : Prof Dr Yuwono M. Biomed divaksin. (SRIPOU.COM/MAYA CITRA ROSA) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ahli Mikrobiologi Sumse sekaligus Direktur RS Pusri, Prof Dr dr Yuwono M Biomed melakukan vaksinasi Covid-19 untuk pertama kalinya di RS Pusri, Senin (25/1/2021).

Meskipun sempat menjalani tensi darah sebanyak 3 kali, Prof Yuwono akhirnya dapat disuntik vaksin sesuai dengan prosedur yang ketat.

Saat tensi pertama, tekanan darah Prof Yuwono di atas tensi normal 140/50, kemudian saat dicoba tensi darah kedua kali masih diatas 150/96.

Kemudian pada tensi ketiga kalinya, tekanan darahnya kembali normal yaitu 135/85.

"Kejadian saya ini bisa saja terjadi, oleh karena itu memang harus hati-hati, saya tidak ada riwayat darah tinggi, mungkin tadi karena gugup akan divaksin," ujarnya.

Namun, menurutnya, apabila tensi darahnya tetap tidak menurun, maka suntik vaksinasi harus ditunda hingga tensi normal.

Dalam prosesnya, vaksinasi diawali dengan skrining, penyuntikan dan proses observasi atau menunggu 30 menit untuk melihat ada atau tidak gejala efek samping.

Tidak hanya itu, pengawasan aktif bagi penerima vaksin juga terus dilakukan selama 24 jam ke depan.

Tentang efek samping vaksin, Prof Yuwono menegaskan,  efek samping vaksin masih bisa terjadi seperti alergi, namun tidak menyebabkan kematian.

"Walaupun saya sependapat bahwa vaksin itu tidak menyebabkan kematian, tapi vaksin kemungkinan memicu anafilaksis atau pingsan setelah penyuntikan," jelasnya.

Meskipun kejadian tersebut satu berbanding satu juta orang, tapi hal tersebut harus tetap diwaspadai.

"Postingan saya waktu itu mengingatkan untuk benar-benar waspada dengan efikasi 65,3 persen, artinya masih bisa tertular.

Saya tegas, saya tidak anti vaksin tapi saya anti jika terjadi kebodohan," ujarnya.

Selama ini dirinya menegaskan bukan orang yang anti vaksin, namun Prof Yuwono kritis terhadap prosedur vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.

"Pemikiran kritis itu sudah banyak hilang baik dari legislatif, akademisi, jika praktisi seperti kami ini hilang juga maka siapa lagi yang akan bertanggung jawab, untuk keamanan sudah dijamin, tapi efek samping masih bisa terjadi," bebernya.

RS Pusri menerima jatah kuota vaksin untuk sebanyak 315 tenaga kesehatan, dan akan melakukan vaksinasi setiap hari sebanyak 20 orang.

"Hari ini ada 18 nakes terdiri dari 5 orang dokter, kepala ruangan dan perawat," jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved