Omzet Pemilik Konter di PALI Sehari Pernah Capai 10 Juta Sejak Belajar Daring, Wali Murid Menjerit
Derita orangtua berkah pedagang konter, setidaknya kalimat ini menjadi sedikit gambaran di kehidupan masyarakat Kabupaten PALI.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Reigan Riangga
SRIPOKU.COM, PALI - Derita orangtua berkah pedagang konter, setidaknya kalimat ini menjadi sedikit gambaran di kehidupan masyarakat Kabupaten PALI.
Belajar daring, yang terpaksa dilakukan demi menekan angka penularan Virus Corona, membuat orangtua yang punya anak sekolah mengeluarkan biaya ekstra.
Sebaliknya, hal tersebut menjadi berkah untuk pedagang konter lantaran kebutuhan masyarakat akan internet meningkat signifikan.
Baca juga: Marak Konflik Warisan Hingga Ada yang Berujung Pembunuhan Antar Keluarga, Ini yang Harus Dilakukan
Belum lagi, kebijakan untuk lebih sering berdiam diri di rumah ikut mempengaruhi meningkatnya pembelian pulsa dan kuota internet.
Eko, pemilik konter handphone Gobel Cell di Kecamatan Tanah Abang, mengatakan sejak belajar tatap muka dialihkan untuk dilakukan secara daring penjualan pulsa dan paket internet meningkat.
Tak hanya pulsa dan paket internet, penjualan handphone juga ikut meningkat meski kondisi ekonomi masyarakat saat ini tengah carut marut.
"Alhamdulillah sejak pandemi usaha kami lumayan meningkat, pembeli pulsa dan paket internet tidak pernah sepi setiap hari," kata Eko, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Sosok Adit Jayusman, Calon Suami Ayu Ting Ting Beda 6 Tahun: Tak Diragukan Lagi Satu Banding Seribu
Dirinya yang membuka dua cabang di Kecamatan Tanah Abang dan Talang Ubi ini mengaku dalam sehari omzetnya mencapai jutaan rupiah.
"Kadang omzet kami sehari mencapai Rp 10 juta, itu di luar penjualan handphone," ucap Eko.
Senada, Yenni pedagang toko sembako yang juga melayani pengisian pulsa dan paket internet di Desa Persiapan, Jerambah Besi, Kecamatan Talang Ubi seperti merasakan ketiban durian runtuh disaat dunia usaha lain tengah goyang.
Meski berada di pelosok dan jaringan internet lemah, namun kata Yenni, kondisi itu tidak mengurungkan niat warga terutama yang mempunyai anak sekolah untuk mengisi pulsa atau paket internet.
Diakunya, memang sinyal provider disini lemah, tak jarang warga mencari lokasi dataran yang lebih tinggi untuk mendapatkan jaringan internet.
Baca juga: Marak Konflik Warisan Hingga Ada yang Berujung Pembunuhan Antar Keluarga, Ini yang Harus Dilakukan
"Mengisi pulsa dan paket internet saat pandemi ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan wajib bagi masyarakat kendati harus ada kebutuhan lain yang harus dikurangi," terangnya.
Sementara itu, Pawaka salah satu warga pengunjung konter mengaku terpaksa dirinya merogoh kocek tambahan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.
"Saya punya tiga orang anak yang masih sekolah yang setiap harinya harus menggunakan handphone.
Paling tidak dalam satu minggu kami harus mengeluarkan uang tambahan untuk beli pulsa minimal Rp 50 ribu," ujarnya.
