Virus Corona di Sumsel
IDI Sumsel Benarkan Virus Corona Tetap Bisa Menjangkit Meski Sudah Divaksin, Begini Penjelasannya
Meski masih ada resiko seseorang terpapar Covid-19 setelah menerima vaksin, namun dr Rizal menyebut penerima vaksin telah memiliki kekebal tubuh.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengumumkan jika dirinya terkonfirmasi positif Covid-19.
Padahal, sepekan sebelumnya, yang bersangkutan telah disuntik vaksin sinovac Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel, dr Rizal Sanif, menjelaskan seseorang yang telah disuntik vaksin Sinovac tidak serta merta langsung kebal terhadap paparan Virus Corona.
Dalam kasus Bupati Sleman, diakui Rizal, harus ditelusuri terlebih dahulu perjalanan penyakit Bupati Sri Purnomo.
Apalagi kemunculan Virus Corona terhadap tubuh seseorang baru muncul dua minggu kemudian.
Baca juga: Pebulutangkis Denmark Puji Kenikmatan Mie Instan Indonesia, Diunggah di Medsos
"Perjalanan penyakitnya kita lihat dulu dua minggu ke belakang. Sementara yang bersangkutan terkena seminggu setelah divaksin.
Artinya sebelum divaksin sudah terkena virus," katanya, Jumat (22/1/2021).
Dijelaskannya, pemberian imunisasi vaksin terhadap seseorang tidak membuat orang langsung kebal terhadap Virus Corona.
Pemberian vaksin tersebut bertujuan untuk membentuk antibodinya.
Maka itu vaksinasi ini harus dilakukan sebanyak dua kali untuk membentuk kekebalan tubuh manusia terhadap serangan virus.
Hasil uji klinis vaksin sinovac yang menunjukkan keampuhan atau efikasi sebesar 65 persen, membuat masyarakat yang telah divaksin masih berkemungkinan terpapar Virus Corona meski telah disuntik vaksin.
Baca juga: Cara dan Syarat Mendapatkan Bantuan 3.4 Juta Untuk Modal Usaha dari Kemensos RI
"Tujuan vaksin ini bertujuan membentuk antibodi, jadi masyarakat yang telah divaksin harus tetap terapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari," tegas dr Rizal.
Meski masih ada resiko seseorang terpapar Covid-19 setelah menerima vaksin, namun dr Rizal menyebut penerima vaksin telah memiliki kekebal tubuh.
Sehingga pada saat dinyatakan positif Virus Corona, yang bersangkutan akan menderita sakit tidak terlalu parah karena telah memiliki kekebalan tubuh.
"Diharapkan yang sudah divaksin terbentuk kekebalan, jika kena Covid-19 daya tahan tubuhnya kuat sehingga tidak bergejala atau gejalanya ringan," ungkapnya.
Senada, Ahli Mikrobiologi, Profesor Yuwono menerangkan meski seseorang telah dilakukan suntik vaksin sinovac Covid-19, namun tidak menutup kemungkinan orang yang telah divaksin masih bakal terpapar Virus Corona.
Baca juga: Warga Mandi Air Kuning Berkarat, PDAM Tirta Musi Janji 10 Ribu Pelanggan Dipasang Tahun Ini
Hal tersebut dikarenakan hasil uji klinis yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan angka keampuhan sebesar 65,3 persen terhadap vaksin Sinovac.
Menurut standar World Health Organization (WHO) untuk vaksin tingkat keampuhannya minimal harus 50 persen. Sementara hasil uji klinis vaksin sinovac mencapai angka 65,3 persen.
Dengan demikian, vaksin tersebut sudah dapat disalurkan meski tingkatan keampuhannya hanya 65,3 persen.
"Tingkat efikasi 65 persen menandakan dari 100 orang yang divaksin ada sekitar 35 persen yang masih memungkinkan tertular. Jadi jangan jangan terkejut jika ada yang masih bisa terpapar Covid-19," terangnya.
Menurutnya, tingkat keampuhan vaksin Sinovac dapat diukur dari tiga unsur kelayakan yakni, keamanan.
Artinya orang yang akan disuntik vaksin tidak akan menimbulkan gejala yang berat.
Kedua, Imunogenisitas yang dihasilkan mampu memicu antibodi berkisar 90 persen usai disuntik.
Lalu selanjutnya, efikasi dari vaksin sebesar 65 persen menandakan tingkat keampuhannya.