5 Tahun Berlalu, Nasib Pilu Penyitas Bom Thamrin, 'Dendam Juga untuk Apa, Enggak Ada Manfaatnya'
"Kalau memaafkan, dari awal saya sudah maafkan. Sebuah dendam juga untuk apa, enggak ada manfaatnya.
Namun, Agus mengaku sejak awal sudah memaafkan pelaku teror bom tersebut. Ia merasa tak ada manfaatnya menyimpan dendam.
"Kalau memaafkan, dari awal saya sudah maafkan. Sebuah dendam juga untuk apa, enggak ada manfaatnya.
Saya harus menatap ke depan juga," katanya.
Kini Agus turut aktif dalam Yayasan Penyintas Indonesia, organisasi nirlaba yang fokus untuk membantu para korban bom.
"Jadi saya bisa memotivasi orang lain. Walau kondisi kita terpuruk jangan diperlihatkan ke mereka kalau kita ini down banget," ujarnya.
Tak hanya Agus yang menjadi korban teror bom di jantung Ibu Kota itu.
Total ada 21 orang menjadi korban.
Delapan orang di antaranya meninggal dunia, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil.
Sementara sisanya menderita luka-luka.
Polisi kemudian mendeteksi empat tersangka bom Thamrin yang tewas sebagai M Ali selaku koordinator aksi, Dian Juni, Afif alias Sunakim, dan Ahmad Muhazan.
Selain mereka, polisi mengungkap dalang teror tersebut, yakni Aman Abdurrahman yang juga dikenal sebagai Ketua Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Indonesia.
Saat peristiwa tersebut, Aman merupakan residivis kasus terorisme yang baru bebas usai mendapatkan remisi pada 17 Agustus 2017.
Baru sehari menghirup udara bebas, Aman kembali ditangkap atas kasus bom Thamrin.
Aman kemudian dinyatakan bersalah dan divonis mati pada 22 Juni 2018.
Baca juga: Kronologi Tukang Bangunan Diduga Habisi Nyawa Tuan Rumah, Tetangga Bergantian Tenangkan Istri Korban
Baca juga: KABAR TERBARU: Hapus Tilang, Komjen Listyo Janji Benahi Polisi Lalu Lintas: Hindari Penyimpangan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Penyintas Bom Thamrin: Berjuang Setelah Kehilangan Pekerjaan dan Masih Trauma",