Kisah Sukses Pebisnis Ikan Cupang di Jambi, Berawal dari Hobi, Kini Bikin Hidupnya tak Susah Lagi
Bisnis ikan cupang membawa banyak perubahan pada kehidupan pribadi Panut Nur Fallah, terutama dari sisi ekonomi. Omzet sekitar Rp 50 juta per bulan

“Pembeli pertama dari Singapura.
Jenis ikan fancy crowntail seharga 35 dollar Singapura waktu itu dollar Singapura sekitar Rp 9.500 per 1 dollar,” katanya.
Ikan itu diantar menggunakan jasa transhipper.
Jasa khusus yang mengantar dan memelihara ikan sepanjang perjalanan.
Namun, Panut menggunakan jasa ini khusus ke luar negeri.
“Jadi kita bayar biaya handling-nya sampai ke tangan pembelinya,” kata Panut.
“Biaya pengirimannya waktu itu kurang lebih Rp 100.000,” bebernya.
Sejak saat itu, Panut sibuk menjual cupang lewat dunia maya, yaitu melalui
Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
“Sempat pakai website dulu.
Cuma tidak untuk jual beli.
Jadi cuma sampai 2018.
Sampai sekarang fokus di tiga medsos tadi,” katanya.
Pada tahun 2018 Panut baru merasakan keuangan dari usahanya yang stabil.
Dia mengatakan, karena ini bisnis hobi, jadi tentu saja ada naik turun terkait omzet.
Namun, rata-rata omzetnya sejak saat itu tak kurang dari Rp 50 juta.
Selama enam tahun Panut menjalankan bisnis ini tidak pernah vakum.
Hingga kini dia mempunyai beberapa reseller.
“Kalau yang di luar negeri ada di Malaysia.
Kalau di dalam negeri ada di sekitar Jabodetabek,” katanya.
“Jadi kita setiap bulan kayak harus menuhin stok dia, jadi kita tinggal cetak-cetak, tapi tetap nyari reseller lainnya juga,” ungkapnya.
Baca juga: Harga Bisa Capai Jutaan Rupiah, Ikan Cupang Jadi Primadona Dimasa Pandemi
Sempat Merosot Tajam
Pandemi Covid-19 membuat banyak lini usaha terguncang.
Termasuk bisnis cupang Partner Beta yang dimiliki Panut.
“Menukik tajam.
Sempat kosong itu, tapi kita coba tetap cari cara," ungkapnya.
Panut mengatakan, sebelum pandemi memang sedikit mengalami kendala terkait harga jasa pengiriman yang melonjak.
Persoalan itu selesai Februari, namun Maret pandemi bergolak.
“Jadinya saya fokus ke Jambi saja dulu karena risikonya besar kalau mau kirim keluar,” paparnya.
Risiko ini terkait pengiriman dan mempengaruhi kualitas ikannya juga saat dikirim.
Dia harus terus bergerak sebab cupang yang dimilikinya perlahan mulai besar dan harus dijual atau breeding.
Namun pada pertengahan tahun tiba-tiba ikan cupang kembali booming.
“Tiba-tiba meledak.
Bahkan artis pun main cupang,” kata Panut sedikit tertawa.
Sebab dia merasa itu kejutan sekali.
Omzetnya kembali seperti semula.
Baca juga: 9 Cara Mudah Merawat Ikan Cupang atau Ikan Tempalo, Lengkap Trik Ubah Warna Ikan Jadi Bagus, Cantik!
Baca juga: Bukan Sekedar Hobi, Ini Manfaat Memelihara Ikan Cupang atau Iwak Tempalo, Bisa Hilangkan Stres!
Hingga kini dia terus memperluas pasar.
Dia sendiri punya beberapa saran jika ingin memulai bisnis ikan cupang.
Panut mengatakan harus punya ketelatenan dan kesabaran lebih untuk bisnis cupang.
Sebab kita harus tahu bagaimana kesehatan dan cara perawatannya dan celah bisnisnya.
Dia sendiri akan terus berbisnis cupang karena sudah menjalani enam tahun dan mendapatkan hasilnya.
Panut pernah menjual seekor cupang seharga Rp 9 juta.
Harga tertinggi untuk satu ekor yang pernah Panut jual.
Menurutnya, banyak faktor yang membuat cupang itu menjadi mahal.
”Pertama warnanya lagi booming.
Otomatis jarang yang punya.
Jadi kesempatan juga,” ujarnya.
Pembeli seharga Rp 9 juta itu dari area Jakarta.
Sedangkan di Jambi sendiri paling mahal Panut pernah menjual seharga Rp 2,5 juta pada tahun 2019.
Baca juga: Emas Batangan Dibarter 4 Ekor Ikan Cupang Jenis Super Gold dari Thailand: Trik Arief Tak Punya Uang
“Di Jambi standar paling mahal biasanya Rp 1,3 juta,” katanya.
Dia mengatakan, harga menjadi nomor dua untuk kolektor.
“Kalau sudah benar-benar tahu cupang, pasti nominal nomor dua,” jelasnya.
Penilaian mahal tidaknya cupang ada banyak sisi.
Seperti yang dikatakan sebelumnya warna, kerapatan sirip, tulang, kesehatannya dan banyak lagi.
“Jadi kita ada perhatiin tulang-tulang ikan.
Itu yang kita bisa jadi patokan untuk sortir ikan, kalau kami pribadi.
Terus jadi ada setiap kategori warna ada pembagian warna atau kayak proporsi warna lah, contoh kayak multicolor, dia minimal tiga warna di badan di setiap sirip, sirip atas belakang bawah,” tuturnya.