PemiluPresiden AS

Presiden Donald Trump Menjadi Musuh Bersama Amerika, Tak Bisa Ditoleransi Lagi

Presiden AS Donald Trump yang segera mengakhiri jabatannya menerima kemarahan bersama, pasca kerusuhan di Gedung Parlemen AS di Washington DC.

Editor: Sutrisman Dinah
Ist/handout
Skenario Jahat Donald Trump Jegal Joe Biden Bocor, Boceng Milisi Swasta Lakukan Ini saat Pelantikan 

SRIPOKU.COM - Kerusuhan yang dilakukan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Parlemen AS di Washington DC, Rabu sore waktu setempat atau Kamis (07/01/2021) WIB, menuai kemarahan.

Walaupun protes dilakukan pendukung Donald Trump, namun aksi kerusuhan itu memicu kemarahan termasuk kalangan politisi Partai Republik di kabinet menginginkan Donald Trump segera dicopot sebelum jabatannya berakhir, pada 20 Januari 2021 pekan depan..

Kekuatan politik di parlemen menyerukan untuk menggunakan Amandemen ke-25 Konstitusi AS, lainnya meminta presiden segera diberhentikan sebelum habis masa jabatannya..

"Dia harus diberhentikan dan disingkirkan," kata seorang pejabat terpilih dari Partai Republik, seperti dikutip Tribunnews.com dari CNN.

Baca juga: Presiden Donald Trump Provokasi Pendukung Bikin Rusuh di Gedung Parlemen, Seorangn Wanita Tewas

Baca juga: AS KOndisi Darurat: Serukan Massa Angkat Senjata, FB Blokir Akun dan Instagram Donald Trump

Mantan pejabat senior menyebut tindakan Donald Trump yang menolak hasil Pemilu Presiden 2020 dan lainnya, dinilai tindakan mengerikan. Alasan itu dapat digunakan untuk segera mencopot Donald Trump, meski akhir jabatan segera berakhir.

Kemarahan kalangan politisi itu dipicu serbuan massa pendukung Donald Trump ke Gedung Parlemen dan menduduki ruang sidang di Gedung Capitol pada Rabu sore.

Dengan mamakzulkan Trump, Senat bisa memberikan suara untuk mendiskualifikasi Trump agar tidak bisa memegang jabatan federal lagi.

Di sisi lain, penerapan Amandemen ke-25 Konstitusi, Wapres Mike Pence dan mayoritas kabinet harus sepakat mencopot Donald Trump, karena dianggap tidak mampu menjalankan kekuasaan dan tugas.

Amerika serikat, selama ini belum pernah menggunakan Amandemen ke-25 ini.

Baca juga: Skenario Jahat Donald Trump Jegal Joe Biden Bocor, Boceng Milisi Swasta Lakukan Ini saat Pelantikan

Sebelumnya, akun twiiter Donald Trump diblokir selama 24 jam, sampai ia menghapus cuitannya yang dianggap memicu kerusuhan. Aplika twitter mengancam akun Donald Trump secara permanen, terkait cuitannya yang dilontarkan memicu kerusuhan di Gedung Parlemen AS di Washington DC itu.

Ancaman pemblokiran itu, dilontarkan setelah kicauan demi kicauan Donald Trump, dan kemudian dianggap sebagai penyulut kerusuhan di Gedung Parlemen. Sementara itu, Gedung Capitol diberlakukan status lockdown.

Dalam cuitannya, Presiden Donald Trump (74) melontar kicauan menuduh Pemilu Presiden 2020  terjadi kecurangan. Ia gagal terpilih kembali sebagai Presiden AS, setelah dikalahkan pasangan calon presiden dari Partai  Demokrat Joe Biden dan calon Wapres Kamala Harris (56).

Twitter menandai twit-nya, karena dianggap tidak sesuai dengan fakta bahwa Pilpres berlangsung adil. Tak cukup sampai di situ, Donald Trump juga mengunggah kicauan lain yang menyiratkan dukungan bagi ricuhnya demo AS.

Dalam twit-nya, presiden ke-45 "Negeri Uncle Sam" itu memaklumi jika pendukungnya marah dan merangsek ke Gedung Capitol (Gedung Parlemen). Parlemen AS terdiri dari dua kamar (kongres), majelis rendah House of Representative (DPR AS) dan majelis tinggi (Senat).

Selain itu, Donald Trump juga mengunggah video berisi pernyataan bahwa dia memahami jika massa MAGA (Make America Great Again) marah. Meski, dia kemudian mengurangi nada dengan tak hanya meminta pendukungnya pulang, namun juga agar mematuhi penegak hukum.

Seperti dikutip Kompas.com dari BBC, aplikasi yang bermarkas di San Francisco itu mengumumkan mengunci akun presiden dalam 12 jam ke depan. "Sebagai hasil dari situasi panas dan kisruh yang terjadi di Washington DC, kami meminta tiga twit @realDonaldTrump dihapus."

Twitter melanjutkan, kicauan itu sudah berulang kali melanggar kebijakan Integritas publik yang mereka canangkan. Aplikasi itu juga memberi ancaman keras, jika sang presiden sampai membuat kicauan yang menyulut kekerasan, mereka tak segan memblokirnya selamanya.

Selain Twitter, media sosial lainnya yang menghapus video dukungan Trump terhadap kekerasan adalah YouTube dan Facebook. Kepada BBC, platform yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyatakan kerusuhan di Gedung Capitol itu adalah aib.

"Kami melarang adanya hasutan dan seruan untuk melakukan kekerasan di platform kami. Secara aktif, kami meninjau dan menghapus konten apa pun yang melanggar," terang Facebook.

Sebelumnya diberitakan Sripoku.com, pendukung Presiden Amerika AS  Donald Trump menggelar demonstrasi dan membuat kerusuhan di Gedung Parlemen di Washington DC, sepanjang hari hingga Rabu sore waktu setempat.

Presiden terpilih Joe Biden meminta Donald Trump segera mengendalikan pendukungnya agar menghentikan aksi kerusuhan.

Sementara Presiden Donald Trump, seperti disiarkan stasiun televisi berbasis di Turki, TRTWorld, sudah mengimbau demonstran segera kembali ke rumah masing-masing. Aparat keamanan setempat mengklaim, telah menguasi situasi.

Seperti dikutip Kompas.com, Kamis pagi, kekacauan terjadi di Gedung Parlemen, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat. Dikabarkan, seorang perempuan dilaporkan tewas tertembak akibat bentrokan tersebut.

Bukan hanya di Washington DC aksi demonstrasi, ribuan pengunjukrasa juga turun ke jalan di Kota New York. Pendukung Trump membuat kekacauan di Gedung Capitol sebagai upaya untuk menghalangi kemenangan Joe Biden.

Sumber dari penegak hukum setempat mengungkapkan, wanita itu tewas beberapa jam kemudian setelah terkena tembakan di dada. Belum diketahui, siapa yang menembak siapa yang menembak perempuan yang berada di kerumunan massa demosntran.

Selain menelan korban tewas, sejumlah demonstran dikabarkan terluka, termasuk diantaranya aparat pihak berwenang, ketika massa pendukung Trump berusaha menerobos masuk Gedung Capitol.

Garda Nasional diturunkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengklaim menemukan peledak di dekat Gedung Kongres AS.

Kepolisian setempat menyatakan telah memberlakukan “jam malam” sejak 18.00, atau Kamis pagi WIB, di seluruh Washington DC.

Kerusuhan ini merembet ke seantero AS. Saat pengunjuk rasa pendukung Trump yang mengalami kekalahan pada Pemilu AS Oktober lalu, berupaya menduduki gedung parlemen.

Presiden terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden menyerukan kepada massa agar mundur dan menyatakan mereka sudah termakan hasutan.

Sejumlah pejabat, termasuk Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung diungsikan begitu massa menembus gedung yang disebut-sebut menerapkan standar keamana maksimal.

Sementara politisi yang berada di Gedung House of Representative (DPR AS) diminta memakai masker gas, karena aparat menembakkan gas air mata.

Kekacau di gedung parlemeb itu tergambar ketika pasukan keamanan mengacungkan senjata mereka guna menghalau pemrotes.

"Trump memenangkan pemilihan!" teriak salah satu demonstran.

Beberapa dari mereka ada yang masuk ke kantor Pelosi dan menduduki mejanya. Dilansir Daily Mail, seperti dikutip Kompas.com, kekacauan ini terjadi setelah Donald Trump menyerukan kepada pendukungnya agar bergerak dan berdemo ke Gedung Capitol.

Setelah pengunjuk rasa mulai bentrok dengan kepolisian, si presiden berkicau di Twitter meminta massa untuk tenang.

"Tolong dukunglah Kepolisian Capitol dan penegak hukum. Mereka benar-benar memihak negara ini. Tetaplah damai," kata Trump melalui siaran televisi setempat.

Begitu kericuhan membesar, Joe Biden menggelar konferensi pers mengecam aksi tersebut dan meminta agar ketertiban dipulihkan.

Dia menahan diri untuk tak sampai mengatakan bahwa Trump melakukan pengkhianatan, namun menuturkan insiden ini memicu perpecahan.

"Komentar yang dibuat dari presiden pada saat terbaik bias menggugah semangat. Namun di saat terburuk bisa memicu kerusuhan," kata Biden.

Di lain kesempatan, Joe Biden menyebutkan bahwa kerusuhan yang dinilai memalukan ini bukan cerminan “wajah” Amerika. “Ini (kekacauan di Gedung Parlemen) bukan wajah Amerika yang sebenarnya,” kata Biden seperti ditayangkan televisi TRTWorld, Kamis pagi.*****

Sumber: buntut-kerusuhan-di-capitol-partai-republik-ingin-trump-segera-disingkirkan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved