PemiluPresiden AS
Presiden Donald Trump Menjadi Musuh Bersama Amerika, Tak Bisa Ditoleransi Lagi
Presiden AS Donald Trump yang segera mengakhiri jabatannya menerima kemarahan bersama, pasca kerusuhan di Gedung Parlemen AS di Washington DC.
Sejumlah pejabat, termasuk Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi langsung diungsikan begitu massa menembus gedung yang disebut-sebut menerapkan standar keamana maksimal.
Sementara politisi yang berada di Gedung House of Representative (DPR AS) diminta memakai masker gas, karena aparat menembakkan gas air mata.
Kekacau di gedung parlemeb itu tergambar ketika pasukan keamanan mengacungkan senjata mereka guna menghalau pemrotes.
"Trump memenangkan pemilihan!" teriak salah satu demonstran.
Beberapa dari mereka ada yang masuk ke kantor Pelosi dan menduduki mejanya. Dilansir Daily Mail, seperti dikutip Kompas.com, kekacauan ini terjadi setelah Donald Trump menyerukan kepada pendukungnya agar bergerak dan berdemo ke Gedung Capitol.
Setelah pengunjuk rasa mulai bentrok dengan kepolisian, si presiden berkicau di Twitter meminta massa untuk tenang.
"Tolong dukunglah Kepolisian Capitol dan penegak hukum. Mereka benar-benar memihak negara ini. Tetaplah damai," kata Trump melalui siaran televisi setempat.
Begitu kericuhan membesar, Joe Biden menggelar konferensi pers mengecam aksi tersebut dan meminta agar ketertiban dipulihkan.
Dia menahan diri untuk tak sampai mengatakan bahwa Trump melakukan pengkhianatan, namun menuturkan insiden ini memicu perpecahan.
"Komentar yang dibuat dari presiden pada saat terbaik bias menggugah semangat. Namun di saat terburuk bisa memicu kerusuhan," kata Biden.
Di lain kesempatan, Joe Biden menyebutkan bahwa kerusuhan yang dinilai memalukan ini bukan cerminan “wajah” Amerika. “Ini (kekacauan di Gedung Parlemen) bukan wajah Amerika yang sebenarnya,” kata Biden seperti ditayangkan televisi TRTWorld, Kamis pagi.*****
Sumber: buntut-kerusuhan-di-capitol-partai-republik-ingin-trump-segera-disingkirkan
