PemiluPresiden AS

Presiden Donald Trump Menjadi Musuh Bersama Amerika, Tak Bisa Ditoleransi Lagi

Presiden AS Donald Trump yang segera mengakhiri jabatannya menerima kemarahan bersama, pasca kerusuhan di Gedung Parlemen AS di Washington DC.

Editor: Sutrisman Dinah
Ist/handout
Skenario Jahat Donald Trump Jegal Joe Biden Bocor, Boceng Milisi Swasta Lakukan Ini saat Pelantikan 

Seperti dikutip Kompas.com dari BBC, aplikasi yang bermarkas di San Francisco itu mengumumkan mengunci akun presiden dalam 12 jam ke depan. "Sebagai hasil dari situasi panas dan kisruh yang terjadi di Washington DC, kami meminta tiga twit @realDonaldTrump dihapus."

Twitter melanjutkan, kicauan itu sudah berulang kali melanggar kebijakan Integritas publik yang mereka canangkan. Aplikasi itu juga memberi ancaman keras, jika sang presiden sampai membuat kicauan yang menyulut kekerasan, mereka tak segan memblokirnya selamanya.

Selain Twitter, media sosial lainnya yang menghapus video dukungan Trump terhadap kekerasan adalah YouTube dan Facebook. Kepada BBC, platform yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyatakan kerusuhan di Gedung Capitol itu adalah aib.

"Kami melarang adanya hasutan dan seruan untuk melakukan kekerasan di platform kami. Secara aktif, kami meninjau dan menghapus konten apa pun yang melanggar," terang Facebook.

Sebelumnya diberitakan Sripoku.com, pendukung Presiden Amerika AS  Donald Trump menggelar demonstrasi dan membuat kerusuhan di Gedung Parlemen di Washington DC, sepanjang hari hingga Rabu sore waktu setempat.

Presiden terpilih Joe Biden meminta Donald Trump segera mengendalikan pendukungnya agar menghentikan aksi kerusuhan.

Sementara Presiden Donald Trump, seperti disiarkan stasiun televisi berbasis di Turki, TRTWorld, sudah mengimbau demonstran segera kembali ke rumah masing-masing. Aparat keamanan setempat mengklaim, telah menguasi situasi.

Seperti dikutip Kompas.com, Kamis pagi, kekacauan terjadi di Gedung Parlemen, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat. Dikabarkan, seorang perempuan dilaporkan tewas tertembak akibat bentrokan tersebut.

Bukan hanya di Washington DC aksi demonstrasi, ribuan pengunjukrasa juga turun ke jalan di Kota New York. Pendukung Trump membuat kekacauan di Gedung Capitol sebagai upaya untuk menghalangi kemenangan Joe Biden.

Sumber dari penegak hukum setempat mengungkapkan, wanita itu tewas beberapa jam kemudian setelah terkena tembakan di dada. Belum diketahui, siapa yang menembak siapa yang menembak perempuan yang berada di kerumunan massa demosntran.

Selain menelan korban tewas, sejumlah demonstran dikabarkan terluka, termasuk diantaranya aparat pihak berwenang, ketika massa pendukung Trump berusaha menerobos masuk Gedung Capitol.

Garda Nasional diturunkan untuk memadamkan kerusuhan, dengan polisi mengklaim menemukan peledak di dekat Gedung Kongres AS.

Kepolisian setempat menyatakan telah memberlakukan “jam malam” sejak 18.00, atau Kamis pagi WIB, di seluruh Washington DC.

Kerusuhan ini merembet ke seantero AS. Saat pengunjuk rasa pendukung Trump yang mengalami kekalahan pada Pemilu AS Oktober lalu, berupaya menduduki gedung parlemen.

Presiden terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden menyerukan kepada massa agar mundur dan menyatakan mereka sudah termakan hasutan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved