Sinovac Tiba di Sumsel, Ahli Mikrobiologi Terima Banyak Pertanyaan dari Dokter, Sarankan Hati-hati

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah menerima 30 ribu dosis vaksin covid-19 Sinovac, Senin (4/1/2020).

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Syahrul Hidayat
TIBA DI Sumsel --- Vaksin Covid-19 untuk Kota Palembang tiba di Gudang Vajsin Jln May Salim Batubara dengan pengawalan ketat dari Brimob Polda Jabar, Senin (4/1/2021). SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah menerima 30 ribu dosis vaksin covid-19 Sinovac, Senin (4/1/2020).

Namun vaksin tersebut belum bisa didistribusikan ke sejumlah kota dan kabupaten di Sumsel.

Karena masih menunggu pelabelan biofarma dan hasil keputusan BPOM.

Tenaga Kesehatan menjadi yang terdepan dalam menerima vaksin.

Hal ini menuai banyak pertanyaan dari kalangan Nakes terkait tiga hal penting, yaitu keamanan, efektivitas dan efek samping yang akan ditimbulkan dalam vaksinasi tersebut.

Ahli Mikrobiologi Sumsel sekaligus Direktur RS Pusri, Prof Dr dr Yuwono M Biomed menerima banyak pertanyaan dari dokter dan perawat mengenai keamanan vaksin tersebut.

Oleh karena itu, dia meminta untuk berhati-hati sebelum adanya laporan akhir dari uji klinik fase 3 Vaksin Sinovac di Bandung, melalui izin edar BPOM.

Namun dalam pendataan penerima, orang yang masuk daftar vaksinasi harus dinilai kelayakannya, berdasarkan kriteria layak atau tidak orang tersebut divaksin.

"Ini kan bukan uji coba lagi, sudah produk jadi. Intinya orang yang divaksin harus dilihat dulu kelayakannya, dan sangat berhati-hati," ujarnya, Selasa (5/1/2021).

Selain itu, dia memperkirakan banyak orang yang tidak bisa divaksin jika melihat kriteria yang disebutkan BPOM, yaitu usia di atas 18 tahun dan tidak ada komorbid.

"Orang yang layak relatif bisa divaksin punya penyakit alergi biasa, tapi orang dengan darah tinggi, diabetes dan penyakit dalam lainnya sangat mengkhawatirkan," ujarnya.

Dilain tempat, menurut Wakil Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) RSMH Palembang, dr Harun Hudari SpPD K-PTI FINASIM, Vaksin Sinovac ini baru tahap distribusi, untuk dapat melakukan vaksinasi tetap harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu.

"Sampai saat ini belum ada izin dari BPOM dengan adanya hasil uji klinik fase 3 atau izin penggunaan darurat vaksin. Artinya vaksin ini tidak apa datang, tapi belum dapat disuntikkan karena perizinan belum selesai," ujarnya.

Prioritas penerima vaksin yang dimulai dari gelombang pertama tenaga kesehatan, kedua pelayanan publik, ketiga kelompok tanpa komorbid.

Dalam tahapannya, vaksinasi awal akan dilakukan mulai Januari sampai April itu gelombang pertama, April dan selanjutnya akan dipilah lagi kelompok dengan faktor risiko, dan kelompok usia 18 tahun - 59 tahun.

Menurutnya, vaksinasi dapat selesai bisa sampai 3,5 tahun untuk 200 juta orang di Indonesia.

Selain itu, jika ada nakes yang memiliki komorbid dan usia di atas 60 tahun juga tidak disuntik, hanya nakes aktif tanpa komorbid yang didahulukan.

Namun dr Harun menegaskan bahwa semua itu harus berdasarkan hasil uji klinik yang akan dikeluarkan oleh BPOM terlebih dahulu, juga terjaminnya keamanan, manfaat dan efek samping vaksin.

"Nakes yang ada penyakit diabetes, hipertensi, autoimun, hamil, penyakit berat, tidak masuk kriteria, ini harus selesai dulu BPOM yaitu keamanan, manfaat dan efek samping vaksin," ujarnya.

Terima 30 Dosis Vaksin

30 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (4/1/2020) pagi.

Vaksin langsung disimpan di gudang vaksin di Jalan May Salim Batubara Kota Palembang, dengan pengawalan ketat dari Polda Jabar.

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kebagian 58 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, asal Tiongkok untuk tahap pertama.

"Secara keseluruhan kita mengajukan 5,7 juta vaksin. Untuk tahap pertama kita mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 58 ribu dosis/vial," kata Kasi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Yusri saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/2020).

Menurut Yusri, untuk tahap pertama Sumsel akan menerima 58 ribu dosis vaksin.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, maka akan diterima 30 ribu dosis lebih dahulu.

Selanjutnya vaksin yang sudah diterima segera didistribusikan ke kabupaten/kota.

"30 ribu dosis sudah diberangkatkan dari Bandung dari Biofarma. Pengirimannya lewat darat, besok pagi sampai dan akan kita bongkar di Gudang Vaksin Palembang, Jalan Asrama Putra, Sekip," kata Yusri.

Untuk tahap awal akan didistribusikan di 7 Kabupaten/Kota yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Ogan Ilir (OI), Pali, Palembang dan Prabumulih.
Dari Kabupaten/Kota nanti akan mengambil di Provinsi.

"Setelah habis 30 ribu dosis, maka akan kita pesan lagi 28 ribu dosis dan akan didistribusikan lagi. Tahap pertama ini untuk tenaga kesehatan (Nakes), kemudian menyusul tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat," katanya.

Adapun jumlah tenaga medis berdasarkan data sementara sebanyak 58.840 yang bakal disuntik.

Namun tenaga non medis kan juga masih banyak seperti administrasi, sopir, dan lain-lain yang termasuk beresiko.

Mereka itu disebut sumber daya manusia (SDM) kesehatan.

Menurut Yusri setelah vaksin sampai nanti akan disimpan terlebih dahulu di Kabupaten/Kota.

Lalu menunggu informasi dari pusat terkait ijin edar daruratnya, fatwa MUI nya dan lain-lain. Itu semuanya wewenang pusat.

Maka sesuai petunjuk pusat dan kalau memenuhi unsur itu tingal dilaksanakan.

"Kalau diagendakan dari pusat pada tanggal 14 Januari 2021 akan mulai dilakukan penyuntikan perdana.

Untuk vaksinasi ini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit," katanya.

Menurut Yusri, kriteria yang divaksin seperti umur di atas 18 tahun.

Lalu tidak ada komorbid (penyakit penyerta), kalaupun ada sudah terkontrol atau diperbolehkan oleh dokter yang merawatnya.

Kemudian tidak sedang terkena Covid-19, tidak sedang hamil dan lain-lain.

"Kita sudah siap, logistik juga sudah siap tinggal vaksin datang. Untuk vaksinator juga sudah dijadwalkan akan dilatih mulai tanggal 11-27 Januari 2020, sebanyak 2.550 vaksinator," katanya.

Menurut Yusri, sebenarnya vaksinator tidak perlu lagi dilatih, karena dalam hal menyuntik sudah paham, seperti bidan, perawat, dokter sudah menjadi kesehariannya.

Namun menurutnya, sifatnya lebih ke arah manajemen pengelolaan vaksinnya. Karena kalau tidak dipelihara bisa rusak.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved