Vaksin Covid 19 Tiba di Sumsel
Ahli Mikrobiologi Sumsel Prof Yuwono, Ingatkan Soal Vaksin Sinovac, 2 Hal Ini Harus Dipertemukan
30 ribu dosis vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (4/1/2020) pagi.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - 30 ribu dosis vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (4/1/2020) pagi.
Ribuan vaksin itu langsung didistribusikan ke tujuh kabupaten kota yang ada di Sumsel.
Ketujuh kabupaten kota itu yakni, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Ogan Ilir (OI), PALI, Palembang dan Prabumulih.
Namun Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr dr Yuwono M Biomed meminta pemerintah untuk berhati-hati, sebelum melakukan vaksinasi.
Dia menilai ada dua hal penting yang harus dipertemukan sebelum adanya vaksinasi.
Pertama, Vaksin Sinovac yang menjadi pilihan pemerintah adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah diterima dan didistribusikan.
Kedua, secara ilmiah Vaksin Sinovac yaitu virus yang dilemahkan, yang mana zat yang terkandung didalamnya sekarang sedang diteliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi hasilnya belum keluar, masih menunggu izin edar dan kehalalannya.
Seperti yang diketahui, vaksin secara ilmiah harus lolos uji klinik fase 3 terlebih dahulu, sedangkan China dan Indonesia belum mengumumkan apa hasil secara ilmiah mengenai vaksin Sinovac.
"Harus dipertemukan antara dua hal ini, antara kebijakan dan aspek ilmiah. Artinya vaksin yang sudah didistribusikan itu tidak boleh langsung disuntikkan," ujarnya.
Menurutnya, hal yang paling penting dalam vaksinasi bukan sekedar keamanannya, tapi efektivitas bagi penerima vaksin.
Misalnya orang yang disuntik kemudian efektivitasnya kurang dari 50 persen, maka lebih bagus mengambil cara imunitas lainnya, seperti memperkuat imunitas dengan gizi, protokol kesehatan dan sebagainya.
"Tapi karena ini kebijakan, maka kita ikuti, tapi saya berharap pemerintah mendasarkan pada landasan ilmiah agar betul-betul aman dan efektif," ujarnya.
Maka dari itu, dirinya menyarankan untuk berhati-hati dalam vaksinasi ini tanpa menyepelekan efek samping yang bisa saja ditimbulkan.
Sumsel Dapat Jatah 58 Ribu Dosis Vaksin
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kebagian 58 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, asal Tiongkok untuk tahap pertama.
"Secara keseluruhan kita mengajukan 5,7 juta vaksin. Untuk tahap pertama kita mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 58 ribu dosis/vial," kata Kasi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Yusri saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/2020).
Menurut Yusri, untuk tahap pertama Sumsel akan menerima 58 ribu dosis vaksin.
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, maka akan diterima 30 ribu dosis lebih dahulu.
Selanjutnya vaksin yang sudah diterima segera didistribusikan ke kabupaten/kota.
"30 ribu dosis sudah diberangkatkan dari Bandung dari Biofarma. Pengirimannya lewat darat, besok pagi sampai dan akan kita bongkar di Gudang Vaksin Palembang, Jalan Asrama Putra, Sekip," kata Yusri.
Adapun jumlah tenaga medis berdasarkan data sementara sebanyak 58.840 yang bakal disuntik.
Namun tenaga non medis kan juga masih banyak seperti administrasi, sopir, dan lain-lain yang termasuk beresiko.
Mereka itu disebut sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
Menurut Yusri setelah vaksin sampai nanti akan disimpan terlebih dahulu di Kabupaten/Kota.
Lalu menunggu informasi dari pusat terkait ijin edar daruratnya, fatwa MUI nya dan lain-lain. Itu semuanya wewenang pusat.
Maka sesuai petunjuk pusat dan kalau memenuhi unsur itu tingal dilaksanakan.
"Kalau diagendakan dari pusat pada tanggal 14 Januari 2021 akan mulai dilakukan penyuntikan perdana.
Untuk vaksinasi ini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit," katanya.
Menurut Yusri, kriteria yang divaksin seperti umur di atas 18 tahun.
Lalu tidak ada komorbid (penyakit penyerta), kalaupun ada sudah terkontrol atau diperbolehkan oleh dokter yang merawatnya.
Kemudian tidak sedang terkena Covid-19, tidak sedang hamil dan lain-lain.
"Kita sudah siap, logistik juga sudah siap tinggal vaksin datang. Untuk vaksinator juga sudah dijadwalkan akan dilatih mulai tanggal 11-27 Januari 2020, sebanyak 2.550 vaksinator," katanya.
Menurut Yusri, sebenarnya vaksinator tidak perlu lagi dilatih, karena dalam hal menyuntik sudah paham, seperti bidan, perawat, dokter sudah menjadi kesehariannya.
Namun menurutnya, sifatnya lebih ke arah manajemen pengelolaan vaksinnya. Karena kalau tidak dipelihara bisa rusak.