Alat Deteksi Covid dari UGM Dapat Izin Edar, Tarif Tes Rp 25 Ribu Hasil 2 Menit

Menurut Kuwat, hasil tes Covid-19 menggunakan GeNose cukup akurat dan prosesnya hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit.

Editor: Soegeng Haryadi
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Covid-19 

JAKARTA, SRIPO -- Alat tes Covid-19 hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak Kamis (24/12). GeNose merupakan perangkat yang mampu mendeteksi Covid-19 menggunakan hembusan nafas.

"GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” ujar Ketua Tim Pengembang GeNose, Kuwat Triyana dalam keterangan resmi yang diunggah situs resmi UGM, Minggu(27/12).

Menurut Kuwat, hasil tes Covid-19 menggunakan GeNose cukup akurat dan prosesnya hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit. Kuwat menyebut biaya tes menggunakan GeNose C19 ini bakal lebih murah, yakni kisaran Rp15-25 ribu.

Baca juga: TERKEJUT Diminta RApid Test Antigen, Penumpang Pilih Batal Berangkat: Garuda Kebanjiran Refund

Saat ini, hanya 100 unit GeNose yang diproduksi pihaknya pada tahap pertama. Meski begitu, 100 alat ini mampu melakukan tes terhadap 12 ribu orang sehari.

"Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan tiga menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama enam jam," ujar Kuwat.

Dirinya berharap GeNose dapat membantu menemukan orang-orang yang positif Covid-19 tapi tanpa gejala.

Baca juga: Peneliti UGM Temukan Alat Pendeteksi Covid-19, GeNose Bisa Deteksi Virus Dalam 2 Menit

"Dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus," ucap Kuwat.

Setelah mendapatkan izin edar, GeNose segera dibuat secara massal. Kemudian akan dipergunakan di tempat yang penuh keramaian seperti bandara, stasiun kereta, dan termasuk di rumah sakit.

Menurut Kuwat setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan. Mereka berharap agar dengan jumlah GeNose C19 yang masih terbatas ini dapat memberikan dampak maksimal.

“Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” ujar Kuwat.

Baca juga: Deteksi Covid-19 Cukup Lewat Napas, UGM Kembangkan GeNose

Harapan ini dapat diwujudkan, kata Kuwat, bila distribusi GeNose C19 dilakukan tepat sasaran. Contohnya, di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit. Termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19. Namun, pada tahap ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi.

Kuwat juga menegaskan setelah mendapatkan izin edar GeNose C19 akan segera diproduksi massal. Tim berharap bila ada 1.000 unit kelak maka akan mampu mentes sebanyak 120 ribu orang sehari, dan bila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021) maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.

“Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mentes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus,”papar Kuwat.

Untuk mewujudkan itu, lima industri konsorsium telah berkomitmen untuk mendukung, yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).

Mewakili tim, Kuwat juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19, yaitu Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved