Uji Balistik
Uji Balistik Polri: Senjata Api Laskar FPI Non-Pabrikan, Didalami Komnas HAM
Hasil uji balistik laboratorium Polri, senjata api yang diduga milik laskar FPI, dipastikan senjata non-organik bukan buatan pabrik senjata resmi.
Komnas Periksa Mobil
Di bagian lain, Komnas HAM menyelidiki mobil yang digunakan polisi dan enam laskar FPI saat kejadian. Anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebutkan, ada tiga mobil yang diperiksa, termasuk dua kendaraan yang digunakan polisi.
Tiga mobil itu diamankan dan berada di garasi Subdit Ranmor Polda Metro Jaya.
Tim dari Komnas HAM didampingi Bareskrim Polri memeriksa ketiga mobil itu, Senin lalu. Satu unit mobil Toyota Avanza milik polisi, rusak cukup parah.
Mobil itu adalah mobil yang digunakan polisi untuk mengamankan dan membawa empat laskar FPI. "Ada lubang bekas peluru, sabetan senjata tajam, lalu kerusakan di kaca," kata Beka.
Beka mengaku lupa jumlah lubang bekas peluru, namun ia memastikan bekas peluru ada di bagian interior dan di bagian luar mobil.
Selain itu, ditemukan ada bekas bercak darah di mobil itu. "Nanti akan kami uji sampel darahnya," kata dia.
Kemudian, satu mobil Toyota Avanza lainnya tidak mengalami rusak. Sementara itu, mobil Chevrolet Spin yang digunakan laskar FPI rusak di bagian kaca depan dan ban depan.
"Memang ada beberapa kerusakan karena infonya kan mobilnya menabrak duluan, itu keterangan dari polisi," kata Beka.
Insiedn penembakan enam laskar FPI ini terjadi pada 7 Desember dini hari di Tol Jakarta-Cikampek. Ketika itu, para laskar mengawal rombongan Rizieq Shihab dan keluarganya.
Dalam rekonstruksi pada 14 Desember dini hari terungkap, polisi menggambarkan bahwa anggota laskar FPI lah yang lebih dahulu menyerang petugas.
Dua anggota laskar FPI tewas setelah baku tembak. Kemudian, empat laskar lainnya ditembak setelah mencoba merebut senjata polisi di mobil.
Bareskrim Polri mengungkap, terdapat 18 luka tembak di enam jenazah anggota laskar FPI. Selain itu, tidak ada tanda kekerasan yang ditemukan pada keenam jenazah.
Sementara pihak FPI sebelumnya telah membantah anggota laskar menyerang dan menembak polisi terlebih dahulu. FPI menyebut bahwa polisi tak berseragam itu naik sejumlah mobil lebih dulu menghadang rombongan yang terdiri delapan mobil.
Sebelumn insiden pecah, laskar pengawal berusaha menyingkirkan mobil yang tak diketahui identitasnya tersebut. Kemudian, satu mobil yang ditumpangi enam laskar FPI terpisah dari rombongan utama.