KALEIDOSKOP 2020 - Daftar Hoax soal Pandemi Covid-19 atau Virus Corona yang Muncul Selama 2020

Sebuah virus yang awalnya dilaporkan terjadi di Kota Wuhan, China pada pertengahan Desember 2020 menjadi awal merebaknya Pandemi Covid-19.

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi pandemi Covid-19 atau Virus Corona. 

SRIPOKU.COM -- Tahun 2020 seolah menjadi tahun yang cukup kelam bagi semua orang di seluruh dunia.

Betapa tidak, sebuah virus yang awalnya dilaporkan terjadi di Kota Wuhan, China pada pertengahan Desember 2020 menjadi awal merebaknya sebuah pandemi yang kita kenal sebagai Pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Pandemi yang menyebarkan virus yang diberi nama Corona bahkan belum kunjung mereda di penghujung tahun 2020.

Indonesia pun tak luput dari serangan pandemi yang berjalan sudah hampir sembilan bulan ini.

Selama sembilan bulan itu pula, berbagai upaya juga dilakukan oleh pemerintah demi mengatasi penyebaran Virus Corona ini.

Sayangnya, upaya untuk melawan pandemi ini justru kerap dibumbui dengan beberapa info atau kabar yang masih belum jelas kebenarannya.

Seringkali, kabar ini dengan cepat menyebar di media sosial tanpa adanya penyelidikan lebih lanjut terkait kebenarannya.

Berikut 7 hoaks mengenai virus corona dan pengobatan pasien Covid-19 yang beredar sepanjang 2020, melansir Kompas.com

===

1. Hoaks garam dapur dapat atasi batuk dan bunuh virus corona

Garam.
Garam. (https://www.foodnavigator.com/)

Dilansir dari Kompas.com (28/5/2020), muncul informasi yang menyebut garam dapur berkhasiat untuk pencahar dahak.

Adapun informasi ini juga disebut berasal dari teman pengunggah yang baru saja terinfeksi virus corona.

Ketika dikonfirmasi, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan bahwa informasi tersebut salah.

Ia menegaskan, garam dapur tidak bisa menyembuhkan batuk berdahak apalagi membunuh virus corona.

===

2. Hoaks cara mengetahui penularan virus corona tanpa swab test

Tes swab massal yang diselenggarakan BNI di Jakabaring Sport City Palembang beberapa waktu lalu.
Tes swab massal yang diselenggarakan BNI di Jakabaring Sport City Palembang beberapa waktu lalu. (Handout/Sripoku.com)

Dilansir dari Kompas.com (24/9/2020), sebuah informasi menyebutkan bahwa hanya dengan mengetahui serangkaian gejala pada tubuh seseorang, tanpa lewat swab test, seseorang bisa memastikan apakah dirinya terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Selain itu, dalam informasi juga dilengkapi bahwa jika seseorang mengalami gejala-gejala Covid-19 diimbau untuk meminum air hangat dengan lemon.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan bahwa informasi perihal gejala-gejala yang disebutkan tidak serta merta membuat seseorang terinfeksi Covid-19 tanpa melakukan swab test.

Menurutnya, jika muncul gejala-gejala seperti gatal di tenggorokan, tenggorokan kering, batuk kering, suhu tinggi di atas 37,5 derajat celsius, dan sesak napas, disarankan cek kesehatan untuk memastikan sakit yang diderita.

===

3. Hoaks Daun Mimba bisa sembuhkan pasien Covid-19

Daun Mimba.
Daun Mimba. (Shopee)

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (22/9/2020), beredar informasi yang menyebutkan, daun mimba atau intaran (neem leaves) disebut berkhasiat untuk menyembuhkan virus corona.

Tak hanya itu, cara untuk mengonsumsi daun ini adalah dengan merebusnya bersama bubuk kunyit dan pacha korpooram selama 15 menit.

Kemudian, air rebusan tersebut diminum dua kali sehari.

Informasi tersebut kemudian dibantah oelh Dr Vimal N. dari Ministry of AYUSH.

Ia menjelaskan, daun mimba memiliki khasiat obat tertentu, namun ia bukan obat Covid-19.

===

4. Hoaks tes Covid-19 lewat hidung bisa merusak otak

Mbah Gampreng warga Kelurahan Wirakarya, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau sempat was-was saat mengantri mengikuti swab test masal dilingkungan tempat tinggalnya.
Mbah Gampreng warga Kelurahan Wirakarya, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau sempat was-was saat mengantri mengikuti swab test masal dilingkungan tempat tinggalnya. (SRIPOKU.COM / Eko Hepronis)

Mengutip Kompas.com (19/9/2020), salah satu pengguna Facebook menuliskan status yang menyatakan tes Covid-19 adalah tes berbahaya.

Sebab, tes atau pengujian ini dilakukan menggunakan alat tes yang dimasukkan ke dalam hidung dan diduga menyebabkan kerusakan penghalang haematoencephal yang juga dapat merusak kelenjar endokrin.

Namun, anggapan ini dibantah oleh dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Anton Sony Wibowo.

Ia menegaskan, tes swab tidak akan menyebabkan kerusakan otak seperti yang dinarasikan di media sosial Lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab dilakukan.

===

5. Hoaks campuran kelapa muda, jeruk nipis, garam lenyapkan virus corona

Kelapa muda.
Kelapa muda. (Istimewa)

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (1/9/2020), pengguna Facebook berinisial IY menuliskan narasi yang menyebut ramuan air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam dapat melenyapkan virus corona.

Adapun bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu kemudian dikonsumsi.

Mengetahui hal itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan garam bukanlah obat untuk melawan suatu penyakit.

Ia menjelaskan, air kelapa muda, persan jeruk nipis, dan garam memiliki manfaat baik bagi tubuh, jika dikonsumsi terpisah.

===

6. Hoaks berkumur dengan air garam bisa mencegah Covid-19

Berkumur.
Berkumur. (brightside.me)

Melansir Kompas.com (31/8/2020), terdapat unggahan rekman suara yang menganjurkan kepada masyarakat untuk berkumur dengan air garam karena diyakini dapat mengobati Covid-19.

Saat dikonfirmasi, dokter spesialis penyakit dalam RSA UGM dr RM Agit Sena Adisetiadi mengatakan, berkumur atau minum air hangat dengan campuran garam atau cuka berguna untuk menghilangkan gejala yang berhubungan dengan flu dan sakit tenggorokan.

Tetapi, cara itu tidak akan melindungi tubuh dari virus corona.

===

7. Hoaks jus jahe dan lada hitam menjadi obat rumahan untuk Covid-19

Jahe dan Mint.
Jahe dan Mint. (https://www.pxfuel.com/)

engutip Kompas.com (2/8/2020), muncul informasi yang menyebut obat rumahan berbahan jus jahe dan lada hitam diklaim dapat mengobati Covd-19.

Selain itu, dalam pesan menyebutkan jika orang mengonsumsi ramuan tersebut selama 5 hari berturut-turut maka akan menekan gejala virus corona dan berangsur sembuh.

Menanggapi informasi itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pesan ramuan rumahan itu adalah informasi palsu dan WHO belum menyetujui pengobatan rumahan semacam itu ampuh untuk menyembuhkan Covid-19.

===

(Sumber: Kompas/com, Tim Cek Fakta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kaleidoskop 2020: Rentetan Hoaks soal Virus Corona di Indonesia",

Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/18/123000965/kaleidoskop-2020--rentetan-hoaks-soal-virus-corona-di-indonesia?page=all#page2

Penulis : Retia Kartika Dewi

Editor : Sari Hardiyanto

===

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved