Wawancara Eksklusif
Wawancara dengan Rivat Ekaputra yang Bunuh Selingkuhan Istri, GPS untuk Evaluasi Janji Dia
Jadi diceritakannya semua kalau istri saya sering ngobrol dengan dia di rumah dia dan hal-hal lain.
Langsung Anda narik pisau?
Iya saya langsung tarik pisau, saya bilang ini kelakuan kami disini, kan saya sudah bilang kata ku jangan berhubungan lagi, jangan berhubungan lagi. Tidak kata korban ini, kami mau menyelesaikan masalah, kalau mau menyelesaikan masalah panggil saya, saya bilang. Bukan ditempat ini berdua, disitu saya nggak, saya sudah gak bisa lagi berpikir jernih.
Situasi lagi ngobrol, jaraknya berapa jauh?
Mereka lagi ngobrol, jaraknya sini ke sini (dekat berhadapan) dekat karena tempat kecil dan cuman berdua. Mereka bilang juga masih gak itu (selingkuh), bukannya minta maaf tapi masih ngeles seperti biasa korban ini, masih nggak ngakui sudah tertangkap basah ini. Gak minta maaf apa sujud sama saya karena saya masih suami sahnya istri saya kan gitu bukannya pisah atau apa tapi masih normal.
Bukannya minta maaf tapi masih membela diri. Disitu saya tusuk dadanya, sampai begumul dan dia mau mengambil pisau di tangan saya, saya juga takut lepas dan akan terbunuh. Jadi saya ambil pegang pisau sambil bergumul saja tusuk lagi dadanya dan tersabet lehernya. Disitu istri saya sudah lari ke luar, disitu saya udah tidak tahu lagi. Astaghfirullah Hal Azim, saya sudah bunuh orang disitu saya baru tersadar.
Hampir satu menit bergumul, saya pegang pisau mau direbut mau lepas. Saya pikir kalau gak dia mati saya yang mati. Saya sudah tidak tahu posisinya bagaimana. Jadi disitu pas saya kena lehernya saya berpikir saya sudah bunuh orang saya masukkan pisau, saya duduk di kursi sini. Terus apa ya saya lupa ada yang saya ambil dilantai, saya tidak lari dan polisi datang.
Istri saya saat penusukan sudah di luar sudah lari. Saya gak lari, saya tetap disitu polisi datang. Saya disitu karena saya tidak ada niat lari karena bahwasanya saya baru tersadar saya sudah bunuh orang. Ini dosa dan kesalahan besar, jadi polisi datang menyerah pisau sudah jauh saya diborgol dan dibawa ke sini. (eds)