Cerber Mangkuk (32) : Korek Api
SAMBIL mengelus-elus pantatnya yang sakit, Mr Rahman dengan tergopoh-gopoh memasuki ruang tamu tembus ke belakang.Di belakang ada tangga menuju kamar
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - SAMBIL mengelus-elus pantatnya yang sakit, Mr Rahman dengan tergopoh-gopoh memasuki ruang tamu tembus ke belakang.
Di belakang ada tangga menuju ke beberapa kamar, dan kamar paling ujunglah yang disasar William.
"Cepat masuk!" Kata William de ngan nada kasar.
Karena gelap, Mr Rahman jadi ragu untuk masuk.
"Cepat masuk.
Tunggu apalagi.
Cepat!" Bentak William.
"Gelap.
Mau masuk gimana?"
Lampu dinyalakan ...
Mr Rahman baru mau masuk.
Sampai di dalam bengong lagi.
Tak ada apa-apa.
Jangankan kursi, lemari saja tak ada.
"Duduk di lantai ..."
William mengikat kaki dan tangan Mr Rahman.
Mencoba meronta, satu pukulan ke muka, membuat Mr Rahman terdiam.
Dia pasrah ...
Kedua tangan dan kakinya diikat kuat.
Sulit rasanya buat melepaskan diri ..
Lepas itu ...
Haaa ...
Mr Rahman berteriak ketakutan setelah melihat William membawa dirijen berisi bensin.
Bau bensin menyengat ...
"Jangan ..
Jangan.
Mau diapakan saya?"
Mr Rahman meronta-ronta.
Berusaha melepaskan diri dari tali ikatan.
Tapi usahanya sia-sia ...
Druuug ...
Dirijen berukuran sedang itu persis ditaruh di depan Mr Rahman ...
"Tau apa ini Tuan Rahman?"
"Tau ..."
"Apa?"
"Dirijen ..." Jawab Mr Rahman gemetaran.
Muka pucat.
Terkencing di celana ...
"Isinya apa Tuan Rahman?"
"Bensin."
"Bagus.
Tuan memang cerdas," kata William sambil tersenyum.
Dia ambil korek api dari saku celananya ...
"Kalau yang ini?"
"Korek api."
"Bagus."
Cerber Mangkuk (32)
Korek Api
Oleh WAK AMIN