Harus Komitmen Terapkan Protokol Kesehatan Jika Sekolah Tatap Muka Diberlakukan Januari Tahun Depan

Namun demikian dari keseluruhan pasien Covid-19 di usia anak-anak tingkat kesembuhannya mendekati 90 persen dibandingkan kelompok umur pasien lainnya

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: aminuddin
Tangkap layar YouTube/MAPTV PALEMBANG
Prof Yuwono, M Biomed 

SRIPOKU.COM,  PALEMBANG -- Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono M Biomed menyebut anak-anak dan remaja memiliki resiko penularan virus corona lebih cepat dari kelompok usia lainnya,  Rabu (2/12/2020).

Maka dari itu, Yuwono meminta agar pihak sekolah harus benar-benar berkomitmen dalam menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) jika sekolah tatap muka nanti diberlakukan kembali pada Januari tahun depan. 

"Anak-anak dan remaja tetap memiliki risiko penularan cepat.

Kelompok usia ini memang mempunyai tingkat fatalitas yang rendah," katanya. 

Ia menjelaskan,  meski anak-anak dan remaja memiliki risiko penularan cepat.

Namun dari keseluruhan pasien Covid-19 di usia anak-anak tingkat kesembuhannya mendekati 90 persen dibandingkan kelompok umur pasien lainnya. 

Yuwono menegaskan,  jika kegiatan belajar-mengajar atau KBM tatap muka diberlakukan, maka pihak sekolah harus membuat sejumlah peraturan yang sederhana namun dapat dimengerti oleh para siswa dan wali murid. 

"Murid, guru, staf, dan wali murid yang mengantar dan datang ke sekolah harus dalam keadaan sehat, itu yang paling terpenting.

Pemakaian masker terhadap siswa harus benar-benar ditekankan," ungkapnya.

Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes Sumsel), Yusri menambahkan,  kebijakan sekolah tatap muka di masa Pandemi bisa saja dilakukan, namun para peserta didik dan tenaga pengajar harus secara tegas menerapkan protokol kesehatan di sekolah

Menurutnya, jika nanti sekolah tatap muka langsung diberlakukan, ia menyarankan pihak sekolah harus mengatur skema pembelajaran seperti siswa harus dibagi menjadi dua shift pagi/siang untuk jadwal belajarnya dan tempat duduk harus berjarak 1-2 meter setiap siswa.

Jadwal sekolah bisa dibagi sehari libur sehari sekolah dan di sela libur sekolah bisa diisi dengan sekolah daring lagi. 

"Pihak sekolah harus benar-benar melakukan manajemen protokol kesehatan. 

Kita tahu sendiri 70 persen pasien positif terpapar tanpa gejala," jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved