Syekh Ali Jaber Siap Rela Dicabut Statusnya Sebagai Warga Negara Indonesia, Jika Lakukan Hal Ini!

Sepak terjang Syekh Ali Jaber sebagai pendakwah dalam menyiarkan Islam hingga ke Tanah Air pun penuh dengan cerita.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Instagram/YouTube
Syekh Ali Jaber 

"Saya habis 10 menit saya turun, selesai tugas turun dan duduk lagi di meja, ternyata masih mau Maghrib 40 menit lagi," jelasnya.

"Mereka salah hitung, bingung nggak apa mau isi lagi, didatengin Ustaz salah satu masjid Istiqlal untuk baca sholawat lah, Asmaul Husna, baca Subhanallah Walhamdulillah Walalailahaillallah, sampai pada ngantuk habis waktunya," tambahnya.

"Tapi masih ada waktu belum Maghrib, saya didatangi lagi sama protokol, bapak Presiden minta antum dateng lagi naik isi kultum sebelum Maghrib,"

"Saya kaget ini satu acara tapi 2 kali saya isi ceramah," ujarnya.

Singkat cerita, Syekh Ali Jaber pun kembali mengisi ceramah, kemudian para hadirin yang datang termasuk Presiden SBY bersiap mendengarkan dengan alat terjemahan.

Akan tetapi, semua kaget setelah mengira Syekh Ali Jaber akan menyampaikan cermah menggunakan bahasa asing, ternyata ia justru lancar berbahasa Indonesia.

"Beliau kaget turunin alatnya lagi, karena saya lansung Bahasa Indonesia, karena dia melihat tampilan saya bukan orang Indonesia," ungkapnya.

Kehidupan Syekh Ali Jaber di Indonesia

Syekh Ali Jaber melebarkan sayap dakwahnya di tahun 2008 hingga ke Indonesia.

Awalnya Syekh Ali Jaber hanya melakukan kunjungan ke Indonesia karena masih ada hubungan darah yakni kakeknya yang asli dari Jawa Tengah.

Pada tahun 2008 itulah saat ia berusia 32 tahun, Syekh Ali Jaber pertama kali bertemu dengan Umi Nadia, wanita asal Lombok yang membuatnya jatuh hati.

Kebetulan ia menikahi seorang gadis shalihah asli Lombok, Indonesia, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah.

Menikah dengan wanita Keturunan Indonesia bernama Umi Nadia, dan telah memiliki 1 anak bernama Fahad Ali Jaber yang lahir pada tahun 2017, saat ini menetap di Pondok Bambu Jakarta Timur.

Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber (Tangkap layar YouTube Data Fakta)

Selama menetap di Lombok, awalnya ia menjadi imam besar dan khotib di Masjid Agung Al Muttaqin.

Ia juga ditugaskan menjadi guru Tahfidz di Islamic Centre di Masjid yang sama.

Selepas berdakwah di Lombok, ia mulai mengunjungi ibukota Jakarta.

Pada tahun yang sama, ia melaksana­kan shalat Maghrib di masjid Sunda Ke­lapa Jakarta Pusat karena suaranya yang merdu saat melantunkan ayat suci Aluqran.

Selepas shalat ada salah seorang pengurus masjid memin­tanya untuk menjadi imam shalat Tara­wih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan.

Maka Sejak itulah ia terus mendapat keper­cayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia.

Demi menunjang komuni­kasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia dan akhirnya sanggup berbicara bahasa Indonesia dengan lancar.

Syekh Ali Jaber bahkan mengaku sangat cinta dengan tanah air dan ingin terus menyebarkan dakwah-dakwahnya hingga akhir hayat.

Lalu, pada akhir tahun 2012, ia resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia yang dianugerahkan langsung oleh presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Presiden SBY menilai, Syekh Ali Jaber turut berjasa dalam menyiarkan agama Islam selama berada di Tanah Air.

Baca juga: Bacaan Surat Al Waqiah Bahasa Arab, Latin, Arti & Keutamaannya, Dijauhkan Allah SWT dari Kemiskinan

Pemilik nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976 silam.

Syekh Ali Jaber merupakan Pendakwah dan Ulama yang telah resmi berkewarganegaraan Indonesia sejak tahun 2012.

Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi Da'i dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.

Sejak kecil Syekh Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.

Tak lain, ayahnyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran.

Dalam mendidik agama, khususnya Alquran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Syekh Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat.

Keluarga Syekh Ali Jaber dikenal sebagai keluarga yang religius.

Di Madinah Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.

Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.

Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan Syekh Ali Jaber menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri dan pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.

Syekh Ali Jaber juga pernah mengadakan Roadshow Muhasabbah Negeri pada tanggal 3 Oktober 2019 di Palembang.

Syekh Ali Jaber, sapaan akrab dari Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber.

Dia adalah salah seorang imam di masjid Nabawi, lahir di kota Madinah Al-Muna­warah pada tanggal 3 Shafar 1396 H, bertepatan dengan tanggal 3 Febuari 1976.

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved