Kapolda
Kapolri Copot Dua Kapolda Metro dan Jabar, Terkait Kerumunan Pemimpin FPI Habib Rizieq
KEPALA Polri Jenderal Idham Aziz, Senin (16/11), mendadak mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahradi.
SRIPOKU.COM --- Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Idham Azis, Senin (16/11) sore, mendadak mencopot Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahradi.
Pencopotan ini dilakukan karena dinilai tidak mampu bertindak tegas untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). In dilakukan setelah, dua kegiatan yang melibatkan kerumunan ribuan orang di acara pernikahan dan peringatan maulid Nabi Muhammad dan pernikahan puteri Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq (55).
Sedangkan Kapolda Jawa Barat, tidak melaksanakan perintah menegakkan protokol kesehatan atas acara yang diselenggaran untuk menyambut pemimpin Front Pembela Islam Habib Rizieq di Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Injen Argo Yuwono mengatakan, Nana dan Heru dicopot lantaran tidak melaksanakan perintah terkait pengamanan protokol kesehatan.
"Ada dua Kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan, maka diberikan sanksi berupa pencopotan yaitu Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat," kata Argo seperti disiarkan KompasTV.
Nana Sudjana yang sebelumnya adalah Kapolda NTB, sempat digadang-gadang akan menduduki kursi Kapolri menggantikan Idham Azis, akan digantikan Irjen Fadil Imran. Sedangkan posisi Rudy bakal digantikan Irjen Ahmad Dofiri.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan kembali arti penting persatuan dan kesatuan bangsa untuk menjadi stabilitas Indonesia.
"Tidak satu pun, tidak satu pun musuh yang dibiarkan, apalagi melakukan upaya-upaya berupa ancaman dan gangguan, terhadap cita-cita luhur bangsa dan negara Indonesia," kata Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Saudara-saudara sekalian. Saya ingin menyampaikan kembali, pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga stabilitas nasional," kata Hadi dalam pernyataannya, Sabtu (14/11) malam. Saat yang bersamaan berlangsung acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di kediaman Habib Rizieq.
Diantaranya, Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Eko Margiyono. Kemudian, Komandan Komando Operasi Khusus (pasukan khusus gabungan) Mayjen Richard TH Tampubolon.
Kemudian, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus TNI-AD) Mayjen Mohamad Hasan.
Lalu ada Komandan Korps Marinir (Dankormar TNI-AL) Mayjen Suhartono, serta Komandan Korps Pasukan Khas (Korpaskhas TNI-AU) Marsda Eris Widodo Yuliastono.
Pernyataan tegas dari Panglima ini keluar setelah beberapa hari belakangan muncul di media sosial anggotanya mengunggah video yang terkesan mendukung tokoh masyarakat. "Tidak satu pun, tidak satu pun musuh yang dibiarkan, apalagi melakukan upaya-upaya berupa ancaman dan gangguan, terhadap cita-cita luhur bangsa dan negara Indonesia," kata Hadi Tjahjanto.
"Ingat. Siapa saja yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI. Hidup TNI! (Hidup Rakyat!). NKRI (Harga Mati!)," ujar Pak Hadi.
Sementara itu, Ketua Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Maman Imanulhaq menilai, negara telah mengabaikan prinsip hukum salus populi suprema lex esto, yang berarti keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.
