news
Tipu Daya Cina Terbongkar: Peralatan Tempur Rusak Dikemas Ulang Lalu Dijual Lagi, Bikin Kapok Afrika
China, selama ini kerap berbusung dada karena persanjataannya mampu menaklukan dunia.
SRIPOKU.COM-China, selama ini kerap berbusung dada karena persanjataannya mampu menaklukan dunia.
Tapi apa yang terjadi, semua terungkap karena ulah sebuah negara di Afrika.
Sebagai negara super power di Asia China memiliki segara yang dibutuhkan, mulai dari ekonomi, industri, militer hingga kekuatan finansial.
China juga dipandang sebagai pusat manufaktur global, sebagian besar karena keunggulan tenaga kerja berbiaya rendah.
Selain itu, China juga memiliki keunggulan kualitatif dalam penciptaan teknologi nyata yang hampir dibutuhkan semua orang.
Misalnya saja, dari segi peralatan tempur China sanggung menciptakan dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat.
Hal itu berlaku bagi teknologi lain, misalnya handphone, ponsel China hampir merajalela di seluruh dunia.
Hal itu menunjukan bahwa soal kuantitas China unggul telak dari negara manapun, dalam kemajuan teknologi pun demikian.
Banyak negara-negara yang telah mengimpor berbagai peralatan militer dari China, akan tetapi tak sedikit dari mereka yang kecewa telah membeli barang dari China.
Laporan terbaru mengatakan, banyak negara-negara yang tidak puas dengan peralatan tempur yang dibeli dari China.
Melansir Eurasian Times, banyak peralatan rusak di China yang dikemas ulang kemudian dijual kembali oleh China, dalam kesepakatan komersial.
Negara-negara dari Afrika banyak yang telah menjadi korbannya, misalnya Kenya yang membeli Pengangkut Personil Lapis Baja VN-4 Tiongkok (APC).
Tetapi dilaporkan memiliki sejumlah cacat mekanis, yang menyebabkan kematian yang tidak menguntungkan dari beberapa tentara Kenya saat mencoba uji tembak.
Negara Afrika lain, Aljazair menyaksikan sejumlah kecelakaan yang melibatkan drone CH-4 UCAV Tiongkok dalam enam tahun terakhir.
Jordan bahkan memiliki pengalaman yang sangat pahit karena terpaksa menjual drone CH-4 UCAV China setelah mereka gagal dalam semua parameter yang diperlukan militernya.
