Cerita Mahasiswa S3 Ditangkap dan Berdarah-darah saat Bentrok Lawan Polisi di Kerusuhan Pilres AS

Massa yang berkumpul di tepi sungai Portland bersumpah untuk "mengawal hasil" pilpres AS, dengan membentangkan spanduk bertuliskan

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa/handout
Cerita Mahasiswa S3 Ditangkap dan Berdarah-darah saat Bentrok Lawan Polisi di Kerusuhan Pilres AS 

"Kurang lebih begitu. Saya sudah tidak lama ikut demo."

Portland menjadi tempat bentrokan beberapa bulan terakhir, antara polisi dengan massa yang marah atas pembunuhan orang-orang Afro-Amerika oleh aparat keamanan.

Massa sebelumnya berunjuk rasa secara damai di taman pusat kota, dihadiri oleh koalisi kelompok sayap kiri anti-kapitalis yang berorasi disertai musik.

Pemimpin demo Evan Burchfield berkata ke AFP, kota itu memanfaatkan polisi sebagai alat penindas politik selama bertahun-tahun, dan tidak akan ada yang berubah meski Joe Biden menang pilpres Amerika.

Massa yang berkumpul di tepi sungai Portland bersumpah untuk "mengawal hasil" pilpres AS, dengan membentangkan spanduk bertuliskan

"Hitung Setiap Suara" dan "Pemilihan Selesai. Pertarungan Berlanjut".

Di sisi lain, sejumlah demonstran membawa senjata api termasuk senapan, dan spanduk anti-rasialisme dan anti-imperialisme yang bergambar senapan dan bertuliskan "Kami Tidak Mau Biden. Kami Ingin Balas Dendam".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerusuhan Pilpres AS, Polisi dan Garda Nasional Bentrok dengan Massa Anti-Trump", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/11/05/171144870/kerusuhan-pilpres-as-polisi-dan-garda-nasional-bentrok-dengan-massa-anti?page=2

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved