Virus Corona di Sumsel

Demo Omnibus Law Sudah 2 Pekan Berlalu, Satgas di Palembang Sebut Belum Ada Klaster Covid-19 Muncul

"Walaupun mereka berdesak-desakan saat unjuk rasa berlangsung, namun banyak tidak saling mengenal," ujarnya.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM/WAWAN SEPTIAWAN
Tampak ratusan mahasiswa yang sedang menggelar aksi damai didepan Gedung DPRD Kota Pagaralam, Senin (12/10/2020). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dua pekan setelah aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Sumsel, namun belum juga ada petunjuk akan adanya klaster baru yang muncul.

Padahal, ribuan mahasiswa dan buruh melakukan aksi demo selama beberapa hari secara berkelanjutan pada pertengahan bulan Oktober 2020 lalu.

Menurut Jubir Satgas Covid-19 Kota Palembang, Yudhi Setiawan, kemungkinan tertular dalam aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan massa itu pasti ada, namun apakah menyebabkan klaster sampai sekarang belum terungkap.

Baca juga: Kepala Korban Ditendang Saat Tersungkur: Konvoi Pengeroyok Anggota TNI Dipimpin Mantan Pangkostrad

Dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Palembang, setidaknya ada sekitar 30 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 berada dalam rentang usia 18 hingga 24 tahun.

Namun, pada kelompok tersebut tidak menunjukkan adanya klaster yang penularannya pada mahasiswa yang ikut demo beberapa waktu lalu.

"Kalau dilihat analisa grafik kami, kasus pada kelompok tersebut tidak menunjukkan ada klaster pada mahasiswa yang demo.

Meski ada 30 orang yang berusia 18-24 tahun, Dari hasil lab yang diterima sampai 29 Oktober sepertinya belum ada," jelas Yudhi ketika dikonfirmasi via telepon, Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: Terkait Sikap Presiden Perancis Emmanuel Macron, Jokowi Berikan Pernyataan Ini

Namun, Yudhi menegaskan bahwa demonstrasi tersebut bisa saja menyebabkan penularan, yang hingga saat ini masih dalam penelusuran.

Hal senada juga diungkap Epidemiolog Sumsel, Dr Iche Andriani Liberty, menurutnya demonstran yang tidak saling mengenal satu sama lain menyulitkan dalam hal mengungkap klaster demo.

Hal ini salah satu penyebab klaster demo belum dapat terungkap.

"Walaupun mereka berdesak-desakan saat unjuk rasa berlangsung, namun banyak tidak saling mengenal," ujarnya.

Dari data dan indikasi yang ada di Sumsel belum ada penularan yang mengarah disebabkan demonstrasi.

Baca juga: Curhat Pengelola Objek Wisata di PALI yang Sepi Pengunjung Meski Libur Panjang, Padahal Masuk Gratis

Dia menegaskan bahwa Tracing, Tracking dan Treatment (3T) harus terus dioptimalkan, sehingga identifikasi terhadap pasien dan penyebab penularan dapat terungkap.

"Ini juga dapat mengidentifikasi klaster yang dimaksud," ujarnya.

Iche juga mengingatkan kepada masyarakat untuk jangan takut akan stigma negatif, dan hendaknya segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat gejala-gejala.

"Harus jeli dalam tracking dan tracing, kepada masyarakat juga saya minta jangan takut jangan ada stigma negatif, segera ke faskes jika memang kondisi kesehatan menunjukkan gejala," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved