Ada Andil Besar Orang Tionghoa Dibalik Lahirnya Sumpah Pemuda, Berawal Tempat Kosan
Rumah di Jalan Kramat Raya noor 106 Jakarta, menjadi lokasi kongkres pemuda ke II. Namun siapa kira pemilik rumah tersebut adalah seorang warga ketur
"Secara realistis, cara pandang berbeda terhadap konsep kebangsaan sangat diperlukan apabila stigma tentang Tionghoa ingin diubah," katanya.
Narasi baru nasionalisme, lanjut Yunarto Wijaya, harus fokus pada sisi kemanusiaan agar tidak terjebak pada kilau etnis tertentu.
Di webinar yang diikuti 300 orang dari Indonesia maupun luar negeri ini turut memberi pernyataan Christianto Wibisono dan Christian Silman, cicit pemilik gedung Sumpah Pemuda di Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.
Ada juga Grace Natalie dan Mari Elka Pangestu, Direktur Pelaksana Kebijakan dan Kemitraan Pembangunan Bank Dunia.
Di video yang dikirimkan, Mari Pangestu menyatakan, "Walau keturunan (Tionghoa-red), kita adalah 100 persen orang Indonesia."
Menurut Andrew Wanandy, ketua panitia webinar, acara ini ditujukan untuk mengulas peran orang-orang keturunan Tionghoa sejak peristiwa pergerakan pemuda, perjuangan kemerdekaan hingga masa pembangunan dan reformasi sekarang ini.
“Webinar ini sekaligus untuk menegaskan hal tersebut dalam semangat nasionalisme dan perayaan Sumpah Pemuda,” ujar Andrew yang juga adalah presiden NKRI OZ Community Inc.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Rumah Sie Kong Lian di Kramat Raya Jakarta Pusat Jadi Tempat Menggelar Rapat Sumpah Pemuda 1928,