Lawan Covid19

Sudah 150 Dokter dan 103 Perawat Meninggal Terinfeksi Covid-19

PB IDI mengumumkan sudah 253 petugas medis, dokter dan perawat, meninggal dunia terinfeksi Covid-19. IDI mengingatkan agar mematuhi protokol kesehatan

Editor: Sutrisman Dinah
reuters/kontan
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan, jumlah petugas medis yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona atau Covid-19 tercatat 253 orang. Angka dinilai mengkhawatirkan sehingga perlu menjadi perhatian khusus.

Angka 253 itu terdiri dari 141 dokter umum dan spesialis, serta 9 dokter gigi. Selebihnya, yakni 103orang adalah perawat sepanjang bulan Maret sampai Oktober 2020.

"Lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan," ujar Tim Mitigasi PB IDI Dr Eka Mulyana melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (25/10).

Dokter yang wafat itu terdiri dari 75 dokter umum dan 64 dokter spesialis termasuk diantaranya lima guru besar. Dua lainnya, adalah residen yaitu dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis.

Dikatakan, jumlah itu tersebar di 18 wilayah kerja IDI (provinsi) dan 66 IDI Cabang (Kota dan kabupaten).

Eka mengatakan, perlindungan tenaga medis wajib dilakukan untuk penanganan Covid-19. "Tidak ada negara, rumah sakit atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasien, sehingga petugas kesehatannya tetap aman dan terlindungi dari resiko terpapar Covid-19," kata Eka.

Menurut Eka, hilang tenag medias dalam jumlah sebanyak itu tak akan dapat tergantikan dalam waktu singkat.

Berdasarkan data PB IDI, Provinsi Jawa Timur mencatatkan jumlah terbanyak dokter yang meninggal yakni 35 orang. Sementara di Jakarta, dokter; Jawa Barat (11),  Jawa Tengah (10), Sulawesi Selatan (6), Bali (5), dan Sumatera Selatan kehilangan 4 dokter. Serta Kalimantan Selatan (4), DI Aceh (4),  dan Riau kehilangan 4 dokter.

Kalimantan Timur dan Banten, masing-masing 3 dokter meninggal. Kemudian, Provinsi Kepulauan DI Yogyakarta,  NTB, dan Sulawesi Utara masing-masing 2 dokter meninggal. Serta Papua Barat kehilangan satu orangdokter.

Pengurus organisasi profesi dokter ini juga mengungkap adanya kecenderungan peningkatan kekerasan terhadap petugas medis dan kesehatan selama pandemi Covid-19.

Ti Dr Eka Mulyana mengatakan, selain kekerasan, petugas medis dan kesehatan juga kerap mengalami pelecehan secara verbal dan diskriminasi.

"Ada peningkatan yang membuat prihatin adanya laporan pelecehan verbal, diskriminasi dan kekerasan fisik pada petugas medis dan kesehatan selama masa pandemi ini," katanya.

Untuk itu, Eka meminta perlindungan terhadap tenaga medis dan kesehatan ditingkatkan selama wabah pandemi Covid-19. Hal ini suatu keharusan, karena tenaga medis dan kesehatan  dibutuhkan.

"Perlindungan dan keamanan tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak diperlukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," kata Eka.

"Selain tentu diperlukan juga peran serta pihak-pihak lainnya baik pemerintah pusat daerah, swasta dan para tokoh agama dan masyarakat (multihelix)," tambah Eka.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved